Beranda Daerah Kisah Perjuangan Atlet Sepak Takraw Asal Demak Menuju Prestasi Nasional

Kisah Perjuangan Atlet Sepak Takraw Asal Demak Menuju Prestasi Nasional

Yudha mengenal sepak takraw sejak duduk di bangku kelas 4 SD. Ketertarikannya bermula saat melihat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Yudha Aswinatama, atlet sepak takraw asal Demak, bersama sang ayah menunjukkan deretan medali prestisius yang berhasil diraih dari berbagai kejuaraan nasional. (Foto: Sam)

DEMAK, Jatengnews.id – Perjuangan panjang penuh pengorbanan ditempuh Yudha Aswinatama, atlet sepak takraw asal Betokan, Kecamatan Demak, hingga mampu mengharumkan nama daerah di level nasional.

Pemuda yang kini menjadi salah satu andalan Jawa Tengah dalam cabang olahraga sepak takraw ini menjuarai berbagai turnamen bergengsi, termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.

Baca juga : Demak Gaungkan Kickboxing Sosialisasikan Anti Tawuran

Yudha mengenal sepak takraw sejak duduk di bangku kelas 4 SD. Ketertarikannya bermula saat melihat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

“Waktu itu kebetulan bapak saya guru PJOK. Beliau bantu saya masuk klub, dan saya mulai rutin latihan sejak kecil, bahkan dari subuh sebelum sekolah,” ungkapnya saat ditemui di Rumahnya, Jumat (27/6/2025).

Latihan keras sejak dini membuahkan hasil. Saat kelas 2 SMP, ia berhasil lolos seleksi PPLP Jawa Tengah (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar). Dari sanalah grafik prestasinya menanjak. Ia kerap menyabet medali di berbagai kejuaraan nasional, seperti POPNAS, PRAPON, hingga PON.

“Semoga ke depan saya bisa ikut Sea Games, bahkan Asian Games. Untuk adik-adik di Demak, jangan hanya berharap bonus. Latihanlah dengan ikhlas dan serius. Prestasi akan membawa rezeki dengan sendirinya,” pesannya.

Meski telah mengharumkan nama daerah, Yudha mengungkapkan adanya ketimpangan dalam perhatian dari pemerintah daerah. Ia bahkan sempat ditawari bergabung dengan daerah lain karena minimnya dukungan yang ia rasakan.

Deretan Prestasi Yudha Aswinatama antara lain: Juara 1 PON Regu Putra (2024); Juara 2 PON Quadrant Putra (2024); Juara 2 Pra-PON Tim Regu Putra (2023); Juara 1 POPNAS Tim Regu Putra (2023); Juara 1 POPNAS Quadrant Putra (2023); Juara 1 POPDA SD Tingkat Jawa Tengah (2018) dan masih banyak lagi.

Ayah Yudha, Hadi Winarno, juga menyuarakan harapan serupa. Ia menyoroti minimnya fasilitas latihan sepak takraw di Demak. Saat ini, latihan dilakukan di SDN Bintoro 9 yang lapangannya jauh dari layak.

“Kami bersyukur ada pelatih-pelatih luar biasa seperti Pak Supardi, Pak Masrianto, dan Pak Winarno yang dengan ikhlas membimbing anak-anak, meski fasilitas minim,” ujar Hadi.

Menurutnya, lapangan yang tidak layak tak boleh mengendurkan semangat para atlet.

“Bayangkan, dari lapangan seadanya bisa lahir juara-juara PON. Kalau fasilitasnya ditingkatkan, saya yakin akan lahir lebih banyak atlet hebat dari Demak,” tambahnya.

GOR KONI atau GOR Kalijaga yang semestinya bisa digunakan bersama, sering kali bentrok jadwal dengan cabang olahraga lain. Latihan sepak takraw pun terbatas hanya dua kali dalam seminggu. Karena itu, para pelatih dan orang tua atlet berharap adanya perhatian serius dari Pemkab Demak, termasuk pembangunan pusat latihan khusus sepak takraw yang memadai.

Baca juga : Berkat Terapi Polisi, Atlet Lumpuh Ini Siap Kembali Harumkan Demak

“Demak punya potensi besar. Jangan biarkan potensi itu pergi hanya karena kurangnya perhatian,” pungkas Hadi. (03)

Exit mobile version