Beranda Daerah Oknum Guru Madin di Demak Diduga Lakukan Pelecehan, Yayasan Bertindak Cepat

Oknum Guru Madin di Demak Diduga Lakukan Pelecehan, Yayasan Bertindak Cepat

Kasus ini pertama kali mencuat pada Sabtu (22/6), setelah beberapa wali murid melaporkan dugaan pelecehan terhadap anak-anak mereka.

Kepala Desa sekaligus pengurus Yayasan Asy-Syafi’iyyah, Suharsono memberikan keterangan terkait kasus dugaan pelecehan di Madrasah Diniyah, di kediamannya. (Foto: Sam)

DEMAK, Jatengnews.id — Masyarakat Desa Mulyorejo, Kecamatan Demak Kota, digemparkan oleh dugaan tindakan tidak senonoh yang dilakukan seorang oknum guru Madrasah Diniyah (Madin) Asy-Syafi’iyyah terhadap sejumlah anak didiknya.

Kasus ini pertama kali mencuat pada Sabtu (22/6), setelah beberapa wali murid melaporkan dugaan pelecehan terhadap anak-anak mereka.

Baca juga : Tendang Kepala Siswa Saat Ujian, Oknum Guru di Demak Tuai Kecaman Netizen

Kepala Desa sekaligus pengurus Yayasan Asy-Syafi’iyyah, Suharsono, mengungkapkan bahwa dirinya baru mengetahui kabar tersebut secara tiba-tiba.

“Saya tahunya Sabtu sore kemarin, ada kabar sebagian guru Madin melakukan perbuatan tidak elok di madrasah,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Senin (30/6/2025).

Menanggapi laporan tersebut, pihak yayasan langsung mengadakan pertemuan malam harinya di lokasi madrasah untuk melakukan klarifikasi. Dalam pertemuan itu, sekitar 3 hingga 5 wali murid hadir dan menyampaikan pengakuan dari anak-anak mereka yang diduga menjadi korban pelecehan oleh oknum guru berinisial MR.

“Anak-anak cerita bahwa mereka sempat diraba di bagian tubuh tertentu,” jelas Suharsono.

Meskipun tidak ditemukan tindakan lanjutan selain perabaan, pengakuan dari anak-anak cukup membuat pihak yayasan terkejut dan langsung mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan guru tersebut.

“Mulai besoknya, yang bersangkutan sudah tidak lagi mengajar di Madin. Ini sebagai bentuk tanggung jawab kami dan demi menjaga nama baik lembaga,” lanjutnya.

Suharsono juga menambahkan bahwa selama ini pelaku dikenal masyarakat sebagai tokoh agama yang aktif mengajar mengaji dan tidak pernah menunjukkan perilaku mencurigakan.

“Kami tidak menyangka. Orangnya dikenal religius dan aktif di lingkungan,” imbuhnya.

Dalam pertemuan tersebut, sekitar sepuluh wali murid menandatangani daftar hadir, menunjukkan keseriusan dan kepedulian mereka terhadap peristiwa ini. Anak-anak yang menjadi korban diketahui berada pada jenjang Usto, atau setara dengan siswa kelas 2 hingga kelas 4 SD.

Meski begitu, aktivitas belajar di Madin tetap berjalan seperti biasa setelah pelaku diberhentikan.

“Madrasah tetap buka dan anak-anak tetap mengikuti pelajaran. Guru yang bersangkutan sudah tidak ada di lingkungan madrasah,” terang Suharsono.

Terkait kemungkinan adanya korban lain dari tahun-tahun sebelumnya, Suharsono tak menutup kemungkinan.

“Ada cerita dari anak-anak yang sudah lulus, mereka juga mengaku pernah mengalami hal serupa,” katanya.

Saat ini, pihak kepolisian telah mulai melakukan penyelidikan lebih lanjut. Yayasan Asy-Syafi’iyyah menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat penegak hukum.

Baca juga : DPRD Minta Usut Pemotongan Gaji Guru Honorer di Demak

Pihak yayasan dan masyarakat berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi, dan semua lembaga pendidikan dapat memperketat pengawasan demi keselamatan dan kenyamanan anak-anak dalam menimba ilmu. (03)

Exit mobile version