DEMAK, Jatengnews.id — Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas pasokan beras nasional melalui program penguatan sektor pertanian di wilayah strategis, khususnya di Kabupaten Demak dan Grobogan.
Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Harian Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Nita Rachmenia, dalam kunjungannya di Demak, Kamis (3/7/2025).
Baca juga : Bank Indonesia Jateng Fasilitasi Komoditas Kopi Temanggung Tembus Pasar Internasional
Menurut Nita, Demak dan Grobogan merupakan dua wilayah utama penyuplai beras di Jawa Tengah yang memiliki kontribusi besar terhadap lumbung pangan nasional. Namun, keduanya menghadapi tantangan serius akibat kondisi geografis dan potensi bencana seperti rob dan banjir.
“Karena letaknya yang dekat pesisir dan sungai, kedua kabupaten ini kerap terdampak banjir dan rob. Maka penting bagi kami untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dan provinsi dalam menjaga produktivitas sawah,” jelas Nita.
Sebagai bentuk konkret, Bank Indonesia melakukan rehabilitasi saluran irigasi di Kabupaten Demak, sementara di Grobogan, BI memberikan bantuan pompa air dan mesin transplanter. Kegiatan ini diharapkan mampu memulihkan sawah terdampak dan menjaga keberlangsungan suplai beras.
Selain itu, Bank Indonesia juga memperkenalkan inovasi rumah burung hantu (Rubuha) sebagai solusi alami pengendalian hama tikus, yang kerap merusak tanaman padi. Program ini telah berhasil di sejumlah daerah lain di Jawa Tengah dan akan direplikasi di Demak dan Grobogan.
“Rubuha merupakan bentuk pengendalian hama yang efektif dan ramah lingkungan. Kami dorong agar ini juga diterapkan di Demak agar hasil produksi tak terganggu oleh serangan hama,” ujar Nita.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Demak, Amir Mahmud, turut menyampaikan dukungan terhadap rencana besar penanganan banjir dan rob di wilayahnya.
Ia mengapresiasi gagasan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, khususnya terkait rencana pembangunan Giant Sea Wall (Tanggul Laut Raksasa) dan proyek High Bridge Sea Wall yang akan membentang hingga 30 km dari Sayung, Demak sampai Kedung, Jepara.
“Kami siap mendukung penuh arahan dari Bapak Wagub. Saat ini, kami sedang mempersiapkan sosialisasi kepada masyarakat yang lahannya akan dilewati proyek tanggul. Karena ini menyangkut kemanusiaan dan kebencanaan, masyarakat juga diminta untuk ikut berperan dan berbesar hati,” ujar Amir.
Baca juga : Bank Indonesia Jawa Tengah Gelar Serial Bedah Buku
Terkait rencana pembebasan lahan, Amir menegaskan bahwa pendekatannya tidak semata-mata bersifat transaksional, namun lebih menekankan solidaritas sosial dan kepedulian bersama dalam menghadapi bencana. (03)