30 C
Semarang
, 4 Juli 2025
spot_img

Jawa Tengah Bangkitkan Lumbung Padi, Pemulihan Sawah Banjir dan Irigasi di Grobogan dan Demak

Pemprov Jateng dan BI bersinergi pulihkan sawah terdampak banjir di Grobogan-Demak, jaga ketahanan pangan dan tekan inflasi pangan di Jawa Tengah.

GROBOGAN, Jatengnews.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta para pemangku kepentingan lainnya bergerak cepat melakukan sinergi lintas sektor untuk mempercepat pemulihan sawah terdampak banjir di Kabupaten Grobogan.

Kegiatan ini juga bentuk revitalisasi jaringan irigasi Pelayaran di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak.

Baca juga : Lindungi Konsumen BI Jateng Peringatkan Waspadai Peredaran Uang Palsu

Langkah kolaboratif ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan lahan pertanian dan normalisasi saluran irigasi, demi menjaga produksi beras Jawa Tengah, mengendalikan inflasi pangan, serta memperkuat ketahanan pangan daerah.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menegaskan kembali peran strategis Jawa Tengah sebagai salah satu lumbung padi nasional.

“Produksi padi Jateng pada tahun 2024 mencapai 8,89 juta ton GKG, berkontribusi sebesar 16,73% terhadap produksi nasional, tertinggi kedua setelah Jawa Timur. Kabupaten Grobogan dan Demak masuk dalam lima besar produsen padi di Jawa Tengah, masing-masing menyumbang 10,12% dan 7,98% dari total produksi provinsi,” katanya.

Namun, pada Semester I 2025, kedua kabupaten ini menghadapi tantangan serius akibat banjir, yang disebabkan oleh curah hujan ekstrem dan sedimentasi irigasi. Sebanyak 787 hektare sawah di Demak dan 252 hektare sawah di Grobogan dilaporkan tergenang.

Sementara itu, Plh Kepala Perwakilan BI Jateng, Nita Rachmenia, menekankan pentingnya sinergi lintas instansi untuk menjaga stabilitas harga pangan. Menurut data BPS, inflasi Jateng per Juni 2025 tercatat sebesar 2,20% (yoy), naik dari bulan sebelumnya (1,66%). Kelompok pangan, termasuk beras, cabai, dan bawang, memberi andil besar terhadap inflasi tersebut.

Sebagai bentuk komitmen menjaga ketahanan dan stabilitas pangan, Bank Indonesia memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana pertanian, pelatihan teknis normalisasi lahan sawah, serta dukungan revitalisasi jaringan irigasi.

Untuk mendukung pemulihan pertanian di Grobogan, Kementerian Pertanian menyalurkan 13.625 kg benih padi untuk 545 hektare lahan, sementara KPw BI Jateng melengkapi dengan bantuan berupa pompa air, rice transplanter, dan rumah burung hantu (Rubuha) guna mengendalikan hama tikus.

Pemprov Jateng, Pemkab Grobogan, dan BBWS juga terus mendorong percepatan normalisasi irigasi dan penguatan tanggul, agar masa tanam bisa segera dilakukan dan produktivitas kembali pulih.

Di Kabupaten Demak, Kementan mengalokasikan 28.450 kg benih padi untuk 1.138 hektare sawah yang terdampak. Dukungan KPw BI Jateng fokus pada pemulihan produksi padi di Desa Wonokerto, pelatihan teknis pascabanjir bagi petani, dan penambahan Rubuha untuk mengurangi risiko serangan hama.

BBWS Pemali-Juana juga menurunkan alat berat guna mempercepat pengerukan sedimentasi. Di tingkat desa, warga secara gotong-royong terlibat dalam padat karya penataan ulang infrastruktur irigasi dan jalan usaha tani, sebagai langkah pemulihan akses dan pasokan air ke lahan pertanian.

Baca juga : Kolaborasi dengan Pemprov Jateng dan BP Tapera, Bank Jateng Perkuat Komitmen Pembiayaan Rumah Subsidi

Sinergi lintas instansi ini menjadi bentuk respons nyata terhadap dampak perubahan iklim, terutama banjir yang mengancam produksi pangan. Dengan semangat gotong royong, seluruh pemangku kepentingan berkomitmen menjaga ketersediaan beras, mengendalikan harga pangan pokok, dan mendorong kesejahteraan petani serta pemulihan ekonomi daerah. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN