KARANGANYAR, Jatengnews.id – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memperkenalkan inovasi produk kesehatan berbasis madu lebah klanceng dan ekstrak ikan gabus dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Program ini tak hanya fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, tetapi juga menjadi langkah nyata pencegahan stunting di wilayah pegunungan lereng Gunung Lawu tersebut. Kegiatan berlangsung di Balai Desa Kemuning dan melibatkan puluhan warga serta pelaku UMKM lokal.
Baca juga: UNS Pamerkan Mobil Super Irit
“Inovasi ini menggabungkan manfaat gizi dari madu dan ikan gabus yang kaya albumin, sangat potensial untuk mendukung tumbuh kembang anak dan mencegah stunting,” ungkap salah satu mahasiswa UNS dalam kegiatan tersebut.
Solusi Gizi dari Sumber Daya Lokal
Desa Kemuning memiliki potensi alam seperti budidaya lebah klanceng dan ikan gabus yang belum dimanfaatkan maksimal. Melihat peluang ini, mahasiswa UNS menggagas pengembangan produk madu inovatif yang bernilai tambah, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.
Selain sosialisasi manfaat madu ikan gabus, para mahasiswa juga memberikan pelatihan kepada warga, mulai dari teknik produksi, pengemasan, hingga strategi pemasaran digital. Edukasi tersebut bertujuan meningkatkan keterampilan warga dalam mengolah dan memasarkan produk secara berkelanjutan.
Program ini mendapat sambutan hangat dari pemerintah desa dan warga setempat. Antusiasme masyarakat terlihat dari keaktifan mereka dalam mengikuti pelatihan budidaya lebah, pengolahan madu, dan diskusi interaktif seputar pemasaran produk.
Tak hanya itu, produk madu ikan gabus diharapkan menjadi ikon lokal Desa Kemuning yang mampu menembus pasar regional hingga nasional karena mengandung manfaat kesehatan tinggi, terutama untuk mencegah stunting dan mempercepat pemulihan luka.
Baca juga: Mahasiswa KKN UNS Kelompok 001 Adakan Upgrading UMKM Desa Pecalungan sebagai Potensi Daerah
Tantangan dan Harapan Ke Depan
Meski mendapat respons positif, mahasiswa UNS mencatat beberapa kendala seperti keterbatasan keterampilan teknis warga dalam budidaya serta ketatnya persaingan produk madu di pasaran.
Sebagai solusi, program MBKM ini dirancang berkelanjutan dengan pendekatan pelatihan lanjutan, pendampingan bisnis, dan kemitraan jangka panjang. Diharapkan, kolaborasi antara mahasiswa dan warga Desa Kemuning dapat menjadi model inovasi sosial berbasis potensi lokal yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekaligus membuka peluang ekonomi baru. (01).