30.2 C
Semarang
, 17 Juli 2025
spot_img

EPIC 2025 FIPP UNNES Soroti Transformasi Kesejahteraan Lintas Generasi Lewat Perspektif Digital, Pendidikan, dan Psikologi

Konferensi Hibrida, Hadirkan 141 Peneliti konferensi yang dibuka oleh Sekretaris UNNES, Prof. Dr. Sugianto, M.Si

SEMARANG, Jatengnews.id – Universitas Negeri Semarang (UNNES) melalui Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) menggelar konferensi internasional perdana bertajuk Education and Psychology International Conference (EPIC) 2025, Rabu (16/7/2025) di Hotel Grasia Semarang.

Mengusung tema Transforming Wellbeing across Generations: Empowering Communities through Digital, Educational, and Psychological Perspectives, konferensi ini membahas secara mendalam isu kesejahteraan lintas generasi dalam konteks era digital.

Baca juga : Unnes Copot Jabatan Pelaku Kekerasan Seksual di Kampus

Konferensi Hibrida, Hadirkan 141 Peneliti
Konferensi yang dibuka oleh Sekretaris UNNES, Prof. Dr. Sugianto, M.Si., diadakan secara hibrida, memungkinkan partisipasi luas dari kalangan akademisi dan praktisi.

Ketua panitia, Dr. Decky Avrilianda, S.Pd., M.Pd., menyebutkan bahwa sebanyak 141 peneliti dari berbagai perguruan tinggi turut terlibat dalam diskusi seputar pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan psikologis, pendidikan, dan teknologi digital.

Decky menambahkan, konferensi ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 3 (kesehatan dan kesejahteraan) dan poin 4 (pendidikan berkualitas).

Dekan FIPP UNNES, Prof. Edy Purwanto, M.Si., menekankan pentingnya topik kesejahteraan di tengah tantangan psikososial yang dialami generasi muda, termasuk meningkatnya kasus bunuh diri pelajar.

“Konferensi ini diharapkan menjadi ruang berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam mempromosikan wellbeing,” ujar Edy dikutip, Kamis (17/07/2025).

EPIC 2025 menghadirkan empat pakar internasional yang memaparkan hasil riset dan pendekatan terkini mengenai kesejahteraan lintas generasi:

Assoc. Prof. Dr. Rizki Edmi Edison, Ph.D. (Universiti Brunei Darussalam) mengulas The Neuroscience of Leadership in Nurturing Generational Well-Being.

Ia memaparkan konsep neuroleadership dan pentingnya pendekatan berbasis otak dan perilaku dalam kepemimpinan, termasuk penggunaan EEG dan neurofeedback untuk memahami perilaku manusia. Ia juga membahas riset tentang remaja pecandu pornografi dan peran Frontal Lobe dan Limbic System.

Dr. Felix Why (Worcester University) membawakan presentasi berjudul “Sistem 1 untuk Perubahan Perilaku Kesehatan.” Ia membedakan jalur perubahan antara Sistem 1 (otomatis, tidak sadar) dan Sistem 2 (sadar, terkontrol), serta menunjukkan efektivitas intervensi berbasis nudge dalam merancang perilaku sehat di era digital.

Prof. Lindsay Oades (University of Melbourne) memperkenalkan konsep Wellbeing Literacy sebagai kemampuan menyusun bahasa kesejahteraan. Ia menjelaskan Model Kapabilitas Literasi Kesejahteraan, yang mencakup elemen kosakata, pemahaman, komposisi, kesadaran konteks, dan intensionalitas.

Prof. Dr. Awalya, M.Pd., Kons. (UNNES) menyoroti kesejahteraan guru sebagai fondasi penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Riset di 48 SMA Jawa Tengah (2022–2024) menunjukkan bahwa meskipun tidak berpengaruh langsung terhadap literasi dan numerasi siswa, kesejahteraan guru berdampak pada karakter siswa serta kualitas pembelajaran di kelas.

Baca juga : Video Kronologi Kecelakaan Truk Tabrak Mahasiswa Unnes

Adapun, dengan cakupan topik yang luas dan partisipasi global, EPIC 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam pengembangan strategi dan kebijakan kesejahteraan, khususnya di tengah tantangan lintas generasi dan cepatnya perkembangan teknologi informasi. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN