26.6 C
Semarang
, 18 Juli 2025
spot_img

Tiga SD di Demak Sepi Peminat

Tiga SD negeri di Demak hanya mendapat 3–4 siswa baru pada SPMB 2025/2026. Dindikbud pertimbangkan merger sekolah akibat lokasi kurang strategis dan banjir.

DEMAK, Jatengnews.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Demak tengah mempertimbangkan opsi penggabungan (merger) sekolah dasar, setelah tiga SD negeri tercatat mengalami penurunan drastis jumlah pendaftar pada Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026.

Ketiga sekolah tersebut adalah SD Betoan 2, SD Bintoro 14, dan SD Bintoro 16, yang masing-masing hanya menerima tiga hingga empat murid baru.

Baca juga : KKN UIN Walisongo Gandeng Puskesmas Mranggen 2 Gelar Sosialisasi Gizi Cegah Stunting di Desa Menur

Kepala Dindikbud Demak, Haris Wahyudi Ridwan, menyebut fenomena ini sebagai sinyal untuk mengevaluasi sistem perencanaan pendidikan dasar, termasuk distribusi peserta didik di wilayah perkotaan maupun pinggiran.

“Minimnya peminat di sekolah-sekolah ini dipengaruhi lokasi yang kurang strategis, tidak berdekatan dengan TK atau RA, serta kalah saing dengan sekolah favorit lain yang lebih mudah diakses,” ujarnya, Kamis (17/7/2025).

Haris menjelaskan, wacana merger sekolah masih dalam tahap pembahasan lintas sektor. Menurutnya, keputusan ini tidak bisa diambil secara terburu-buru karena menyangkut banyak aspek penting.

“Perlu koordinasi dengan bagian hukum, BPKPAD, pengawas sekolah, hingga Dewan Pendidikan. Terlebih jika sekolah-sekolah tersebut berlokasi berdekatan, biasanya satu lebih unggul dan yang lain tertinggal dalam hal kepercayaan masyarakat,” jelasnya.

Faktor Banjir Turut Pengaruhi Minat Daftar
Salah satu guru di SD Bintoro 14, Mashudi, mengungkapkan keprihatinannya. Sekolah tempatnya mengajar hanya menerima tiga siswa baru tahun ini. Selain karena rendahnya jumlah anak usia SD di sekitar lingkungan sekolah, faktor alam seperti banjir turut memengaruhi minat masyarakat.

“Kami sering terdampak banjir saat musim hujan. Air masuk ke ruang kelas bisa sampai empat kali dalam sebulan. Orang tua tentu mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan anak-anaknya,” tutur Mashudi.

Ia juga mengonfirmasi bahwa rumor merger dengan SD lain yang lebih besar, seperti SD 10, sudah lama beredar di masyarakat dan turut memicu kekhawatiran.

“Akibatnya, warga enggan mendaftarkan anak ke sini. Tapi kami masih berharap, jika infrastruktur dibenahi dan akses diperbaiki, kepercayaan masyarakat bisa kembali,” pungkasnya.

Baca juga : Kisah Perjuangan Siswa SDN Bedono Sayung Demak Belajar di Kolong Bangunan

Dindikbud Demak menegaskan bahwa upaya perbaikan sistem pendidikan, termasuk kemungkinan merger, bertujuan untuk efisiensi dan peningkatan mutu layanan. Pemerintah daerah diharapkan memberi perhatian lebih, terutama pada sekolah-sekolah yang menghadapi tantangan geografis dan infrastruktur. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN