SEMARANG, Jatengnews.id – Dua lembaga pemantau kebijakan publik, PATTIROS dan KP2KKN Jawa Tengah, menyoroti mahalnya harga seragam di sejumlah sekolah negeri di Kota Semarang.
Harga paket seragam yang mencapai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta dinilai membebani ekonomi orang tua siswa baru.
Baca juga: Tahun Ajaran Baru, Mahaka Kritik Pengadaan Seragam Sekolah yang Bebani Wali Murid
Direktur PATTIROS, Mukhlis Raya, mengatakan harga tersebut sangat tidak wajar, apalagi di tengah tekanan ekonomi saat ini.
“Di sekolah swasta saja seragam hanya Rp600 ribu sampai Rp800 ribu. Ini jelas timpang dan membebani keluarga,” ujar Mukhlis, Sabtu (19/7/2025).
Selain mahal, pembelian seragam juga dinilai tidak transparan. Beberapa sekolah negeri mewajibkan pembelian dari penyedia tertentu dan menerapkan lebih dari satu jenis seragam dalam seminggu.
“Ini bentuk penggiringan agar orang tua membeli banyak. Seharusnya pendidikan itu adil dan tidak memberatkan,” tegas Mukhlis.
Baca juga: Dilaporkan ke Ombudsman, Pengadaan Seragam Sekolah Dihentikan
Ronny Maryanto dari KP2KKN juga menyoroti potensi penyalahgunaan wewenang jika sekolah menunjuk penyedia tunggal tanpa proses terbuka.
“Kalau harganya tidak masuk akal dan penyedianya tidak transparan, ini bisa masuk praktik rente,” kata Ronny.
PATTIROS dan KP2KKN mendesak Dinas Pendidikan Semarang dan Jawa Tengah untuk mengevaluasi mekanisme pengadaan seragam. Mereka juga meminta Ombudsman Jateng turun tangan mengawasi praktik penjualan seragam agar tak jadi ajang cari untung oleh oknum tertentu.(02)