27.6 C
Semarang
, 21 Juli 2025
spot_img

Kasus DBD Jateng Turun Drastis, Anak-anak Masih Korban Terbanyak

jumlah kasus DBD tahun ini mencapai 6.226 kasus, jauh menurun dari 17.636 kasus yang tercatat sepanjang tahun 2024.

SEMARANG, Jatengnews.id –  Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mencatat penurunan signifikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2025 hingga bulan Juni. Berdasarkan data yang disampaikan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah, jumlah kasus DBD tahun ini mencapai 6.226 kasus, jauh menurun dari 17.636 kasus yang tercatat sepanjang tahun 2024.

“Kalau dibandingkan sampai bulan Juni ini dengan tahun lalu, kita bisa menekan kurang dari separuhnya,” ujar Irma kepada Jatengnews.id, Senin (21/7/2025).

Baca juga: Dinkes Karanganyar Peringatkan Penyakit Diare Mengancam Setelah Lebaran

Lebih menggembirakan lagi, angka kematian akibat DBD juga menurun signifikan. Jika pada 2024 tercatat 217 kematian, hingga pertengahan 2025 ini jumlahnya turun menjadi 54 orang.

Meski begitu, Irma mengingatkan bahwa setiap nyawa tetap berharga. Ia juga menyoroti bahwa mayoritas korban meninggal adalah anak-anak, terutama dalam rentang usia 5 sampai 14 tahun. Menurutnya, daya tahan tubuh anak-anak yang belum sekuat orang dewasa serta kesulitan asupan cairan saat sakit menjadi faktor utama.

“Anak-anak itu lebih rentan karena daya tahan tubuh belum kuat dan konsumsi cairan saat sakit juga susah. Selain itu, infeksi awal dengan strain virus tertentu bisa lebih ganas pada anak-anak,” jelasnya saat ditemui dikantornya.

Kota Semarang Kasus Tertinggi, Tapi Bukan yang Terburuk

Dari sisi sebaran wilayah, Kota Semarang menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi. Namun Irma menegaskan bahwa tingginya angka tersebut justru mencerminkan kualitas sistem pelaporan dan surveilans yang baik.

“Kalau demam saja, di Semarang langsung diperiksa dan dilaporkan. Koordinasi antara Dinas Kesehatan dan Puskesmas sudah berjalan bagus,” terangnya.

Selain Kota Semarang, dua daerah lain dengan kasus tinggi adalah Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pati. Namun kasus kematian di ketiga wilayah tersebut tergolong rendah.

Irma menyebut penurunan kasus DBD tidak lepas dari komitmen pemerintah daerah dan peningkatan upaya promotif dan preventif sejak awal tahun.

Beberapa langkah strategis antara lain:

1. Pengaktifan kembali Pokjanal DBD (Kelompok Kerja Operasional DBD),

2. Penguatan gerakan Satu Rumah Satu Jumantik,

3. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur dan mencegah gigitan nyamuk).

Baca juga: Kasus DBD di Indonesia Tembus 91 Ribu

Selain itu, kemungkinan terbentuknya antibodi pada sebagian masyarakat yang terinfeksi di tahun sebelumnya juga turut membantu menekan penyebaran virus.

Irma berharap tren penurunan ini bisa terus berlanjut mengingat musim kemarau sudah tiba dan curah hujan mulai stabil. Namun ia tetap mengingatkan agar masyarakat tidak lengah dan terus waspada.

“Kita ini negara tropis. Menghindari gigitan nyamuk itu sulit. Tapi kalau ditangani dengan baik, DBD tidak harus mematikan,” tutup Irma.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN