JAKARTA, Jatengnews.id – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengundang investor dari dalam dan luar negeri untuk menanamkan modal di Jawa Tengah dengan jaminan kemudahan perizinan, keamanan berusaha, serta keuntungan yang menjanjikan.
Hal ini ia sampaikan dalam Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
“Jawa Tengah menawarkan banyak keunggulan. Mulai dari perizinan satu pintu, tenaga kerja yang terampil, hingga lingkungan investasi yang aman tanpa premanisme. Semua sudah kami siapkan untuk investor,” kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi dalam pidatonya di depan perwakilan kedutaan dari 10 negara dan puluhan calon investor.
Baca juga: Gubernur Ahmad Luthfi Sebut 85 Persen Pembangunan Jateng Disandarkan Investasi
Ia menjelaskan, sumber daya manusia di Jateng telah dibekali pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK), sehingga siap pakai dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Selain itu, sumber daya alam juga melimpah dan potensial untuk dikembangkan.
“Kami tidak hanya menjual lahan atau proyek, tapi juga menjamin produktivitas. Masyarakat kami menjunjung tinggi nilai ‘tepo seliro’, jadi iklim sosialnya sangat mendukung dunia usaha,” tegas Luthfi.
Menurutnya, Jawa Tengah juga sangat terbuka bagi investor skala menengah. Banyak peluang investasi padat karya yang bisa memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat, sekaligus memberi nilai tambah bagi investor.
“Kami tidak menargetkan investasi besar semata, tapi yang mampu menyerap tenaga kerja. Keuntungan yang adil dan merata, itulah prinsip kami,” ujar Luthfi.
Dalam forum tersebut, Luthfi juga memperkenalkan 15 proyek strategis yang siap ditawarkan kepada investor, di antaranya, PLTM Banjaran dan Logawa (Banyumas), PLTP dan Geothermal Candi Umbul Telomoyo – Geo Dipa Energy, Pengolahan sampah menjadi RDF (Grobogan), Kawasan Perikanan Terpadu dan Industri Udang Vaname (Cilacap), Industri Mokaf (Banjarnegara), Kelapa Terpadu (Cilacap), dan Garam Industri (Jepara), Wisata Pulau Panjang (Jepara), Green Hospital (Kabupaten Semarang), dan Sub Terminal Agribisnis dan PRKP (Grobogan).
Program-program keberpihakan kepada buruh juga turut dikembangkan, seperti daycare gratis di kawasan industri, koperasi pekerja, serta subsidi transportasi umum.
Kepala Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dan Batang, Tjertja Karja Adil, menambahkan bahwa saat ini investor tengah berbondong-bondong masuk ke Jawa Tengah, terutama melalui dua KEK tersebut.
“Kalau tidak investasi sekarang di Jateng, rugi besar. Sekarang ada 128 pelaku usaha di KEK Kendal dan 48 di KEK Batang. Relokasi dari China dan Korea terus mengalir masuk,” ungkap Tjertja.
Investor asing yang telah beroperasi berasal dari berbagai negara seperti Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Riyatno, menyebut Jawa Tengah sebagai salah satu daerah prioritas investasi nasional.
“Potensinya besar dan terus berkembang. Dukungan dari pemerintah daerahnya juga sangat proaktif. Investor sangat memperhitungkan ini,” ujar Riyatno.
Tahun 2025, target investasi Jawa Tengah ditetapkan sebesar Rp78,33 triliun. Hingga akhir triwulan pertama, telah terealisasi Rp21,85 triliun (27,89%), terdiri dari, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): Rp7,77 triliun (36%), dan Penanaman Modal Asing (PMA): Rp14,08 triliun (64%).
Investasi ini telah menyerap 97.550 tenaga kerja melalui 20.431 proyek. Sektor unggulan meliputi industri tekstil, makanan, karet dan plastik, kulit dan alas kaki, serta perumahan dan kawasan industri.
Negara penyumbang PMA terbesar antara lain Tiongkok, Korea Selatan, Hongkong, Singapura, dan Belanda.(02)