27.7 C
Semarang
, 4 Agustus 2025
spot_img

Cetak Rekor Rp 10,7 Triliun, Ahmad Luthfi Dinobatkan Bapak Inisiator Aglomerasi

Julukan tersebut diberikan menyusul kesuksesan event Soloraya Great Sale (SGS) 2025 yang mencatat transaksi fantastis senilai Rp 10,7 triliun

KARANGANYAR, Jatengnews.id  – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi resmi menyandang julukan Bapak Inisiator Aglomerasi dari tujuh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) se-Soloraya.

Julukan tersebut diberikan menyusul kesuksesan event Soloraya Great Sale (SGS) 2025 yang mencatat transaksi fantastis senilai Rp 10,7 triliun hanya dalam waktu satu bulan.

Ketua Kadin Surakarta sekaligus Ketua Pelaksana SGS 2025, Ferry S Indiarto, menyebut keberhasilan tersebut sebagai bukti nyata dari kekuatan kerja sama lintas daerah yang selama ini didorong oleh Gubernur Ahmad Luthfi.

Baca juga: Kirab Budaya Awali Pembukaan SGS Karanganyar

“Tidak berlebihan kalau kami menyebut Gubernur Jawa Tengah sebagai Bapak Inisiator Aglomerasi. Di tengah kondisi di mana banyak daerah masih jalan sendiri-sendiri, beliau hadir sebagai pemersatu,” ujar Ferry saat acara penutupan SGS 2025 di De Tjolomadoe, Karanganyar, Minggu (3/8/2025) malam.

SGS 2025, yang merupakan pengembangan dari Solo Great Sale, kini mencakup tujuh kabupaten/kota di eks Karesidenan Surakarta. Event ini mengintegrasikan sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi dalam satu gerakan aglomeratif ekonomi.

“Soloraya Great Sale ini menjadi semacam laboratorium nyata aglomerasi. Kami ingin menunjukkan bahwa ketika kita bergerak bersama, skala ekonomi jadi jauh lebih besar dan dampaknya nyata,” jelas Ferry.

Dari data panitia, event yang digelar selama 1–31 Juli 2025 itu diikuti lebih dari 27.000 tenant, menjangkau lebih dari 182.000 pelanggan, dengan frekuensi transaksi mencapai 5,4 juta kali. Transaksi UMKM tercatat senilai Rp 222 miliar, pasar tradisional Rp 350 miliar, dan penggunaan QRIS tembus Rp 3,7 triliun.

Gubernur Ahmad Luthfi dalam sambutannya menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan hasil kerja individu, tetapi buah dari semangat kolaboratif lintas daerah.

“Kita tidak bisa lagi berpikir sektoral atau one-man show. Ekonomi masa depan dibangun atas dasar kebersamaan. Maka, saya dorong tujuh kabupaten/kota di Soloraya menjadi satu kekuatan ekonomi regional,” ujar Luthfi.

Ia juga menyampaikan bahwa keberhasilan SGS akan menjadi cetak biru untuk replikasi di wilayah lain di Jawa Tengah, seperti Pati Raya, Pekalongan Raya, Semarang Raya, dan eks karesidenan lainnya.

“Soloraya adalah awal. Kami akan geser pola ini ke wilayah-wilayah lain. Ini gerakan sistematis agar tidak ada daerah yang tertinggal, dan perputaran ekonomi bisa merata,” tambahnya.

Wali Kota Surakarta Respati Achmad Ardianto menilai julukan bagi Luthfi sangat tepat, mengingat peran strategis gubernur dalam menyatukan langkah para kepala daerah.

“Pak Gubernur bisa menyamakan irama. Ini bukan hanya SGS, tapi sudah terbentuk juga kelompok-kelompok kerja lintas daerah,” ujarnya.

Baca juga: SGS 2025 Ditutup, Transaksi Tembus Rp10,7 Triliun

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyebut keberhasilan Jawa Tengah bisa menjadi contoh nasional.

“Yang paling penting dari daerah adalah kepemimpinan. Dan saya melihat kepemimpinan Pak Gubernur sangat luar biasa. Ini bisa jadi studi kasus nasional bagaimana ekonomi kota bisa melebar jadi kekuatan wilayah,” kata Anindya.

Ahmad Luthfi menutup sambutannya dengan menegaskan bahwa aglomerasi bukan sekadar program, melainkan visi besar menjadikan Jawa Tengah sebagai sentral ekonomi baru Nusantara.

“Jawa Tengah ini secara geografis ada di tengah. Harus jadi pakunya ekonomi Indonesia. Maka, kolaborasi dan investasi dari dalam dan luar negeri jadi kunci,” pungkasnya.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN