31.4 C
Semarang
, 4 Agustus 2025
spot_img

Pasar Ngabei Jogoloyo Demak Terus Gaungkan Ekonomi Hijau

Seluruh kegiatan dilakukan tanpa kantong plastik, mengangkat kuliner tradisional, serta menggunakan sistem tukar koin sebagai alat transaksi.

DEMAK, Jatengnews.id – Melalui Pasar Ngabei, pasar rakyat yang digerakkan oleh komunitas perempuan Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak terus optimalkan ekonomi berbasis budaya dan lingkungan.

Uniknya, seluruh kegiatan dilakukan tanpa kantong plastik, mengangkat kuliner tradisional, serta menggunakan sistem tukar koin sebagai alat transaksi.

Baca juga : Rumpon Bambu dan Kerang Hijau, Peluang Emas Ekonomi Pesisir

Pasar yang digelar rutin setiap Minggu pekan pertama tiap bulan ini menjadi magnet baru bagi warga dan pembeli lokal. Mengusung slogan “Belanja Asik Tanpa Nyampah Plastik”, semua makanan dan minuman yang dijajakan berasal dari hasil olahan warga, mulai dari nasi pecel, getuk, jamu tradisional, hingga kolak, dengan harga mulai Rp1.000.

Kunjungan anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Andhika Satya W. Pangarso pada edisi pasar kali ini menjadi perhatian tersendiri. Ia mengapresiasi inisiatif warga dan menyatakan siap memberi dukungan konkret.

“Ini kegiatan yang sangat positif. Ada UMKM, pelestarian budaya, dan kesadaran lingkungan. Saya siap bantu fasilitas seperti meja dan kursi. Saya juga dorong agar kegiatan ini dipublikasikan lebih luas sebagai contoh nasional,” ujarnya, Minggu (3/8/2025).

Pasar Ngabei merupakan inisiatif dari Bank Sampah Krajan Makmur, digagas oleh ibu-ibu petani RT 3 RW 4 Desa Jogoloyo. Sejak dibuka Oktober 2024, pasar ini berkembang secara mandiri tanpa sponsor dari pihak luar. Seluruh perlengkapan pasar, termasuk meja jualan, dibuat dari peti bekas oleh warga.

Ketua Pengelola, Masnu’ah, menyebut gerakan ini tumbuh dari gotong royong dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan.

“Kami ingin masyarakat terbiasa hidup tanpa plastik, tapi tetap bisa menikmati kuliner lokal yang sehat dan murah. Ini bentuk cinta pada bumi dan budaya,” jelasnya.

Untuk mendukung sistem yang tertib dan ramah lingkungan, transaksi dilakukan menggunakan koin khusus yang ditukar dengan nominal Rp2.000, Rp5.000, dan Rp10.000. Bahkan kini, Pasar Ngabei mulai memperkenalkan sistem pembayaran QR Code sebagai opsi digital yang efisien.

Kepala Desa Jogoloyo, Dennis Bakhria, menyambut baik perhatian dari wakil rakyat dan menilai Pasar Ngabei sebagai bentuk inovasi desa yang harus dijaga dan dikembangkan.

“Ini bukan sekadar pasar, tapi mahakarya warga kami. Kalau tak berinovasi, kami tertinggal. Kehadiran Mas Andhika jadi penyemangat besar, khususnya untuk ibu-ibu penggerak pasar,” katanya.

Masnu’ah berharap Pasar Ngabei bisa terus tumbuh dengan dukungan promosi, pendampingan usaha, dan fasilitas tambahan dari pemerintah maupun sektor swasta.

Baca juga : Gubernur Jateng Bahas Investasi Ekonomi Hijau dengan Dubes Singapura

“Ini gerakan dari warga untuk warga. Kami ingin Pasar Ngabei jadi contoh nasional,” tegasnya. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN