27.5 C
Semarang
, 12 Agustus 2025
spot_img

Ziarah Santri dan Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal: Kolaborasi Spiritual dan Edukasi Sosial di Tiga Makam Ulama Besar

Tiga titik ziarah – Pangeran Benowo, KH. Dimyati, dan KH. Asy’ari – menjadi simbol bersatunya ilmu, adab, dan kebersamaan dalam keberkahan.

Kendal, JatengNews.id – Sebagai sarana pembentukan karakter spiritual dan edukasi sosial bagi generasi muda, santri MDTU NU 07 Hidayatul Mu’awiyah, TPQ NU 27 Roudhotul Muttaqin, siswa-siswi MI kelas akhir, dan mahasiswa KKN MB 20 UIN Walisongo Semarang melaksanakan ziarah pada Senin (27/7/2025).

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara masyarakat Desa Bangunrejo dan mahasiswa KKN UIN Walisongo sebagai mitra edukatif dan dokumentator dalam setiap momen penting keagamaan.

Ziarah diawali dari Makam Pangeran Benowo di Desa Pekuncen, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal. Makam ini dikenal sebagai simbol perjuangan dakwah dan kebangsawanan Islam di tanah Jawa.

Suasana khidmat menyelimuti pembacaan tahlil dan doa bersama yang diikuti dengan tertib oleh seluruh peserta.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gelar Aksi Bersih Masjid dan Makam di Dusun Clumprit

Mahasiswa KKN MB 20 mendampingi dan mendokumentasikan prosesi dari berbagai sudut, menghadirkan nuansa religius dan kekeluargaan.

Perjalanan dilanjutkan ke Makam KH. Dimyati di daerah Boja, seorang ulama karismatik yang sangat dihormati masyarakat Kendal.

Peserta memadati area makam dengan antusias, mengikuti lantunan doa dan shalawat yang dipandu oleh para guru dan santri. Mahasiswa KKN juga bertugas mengatur teknis lapangan demi kelancaran kegiatan.

Lokasi terakhir adalah Makam KH. Asy’ari atau Kyai Guru, yang terletak di Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan. Makam ini menjadi titik penting dalam jaringan spiritual pesantren di Kendal.

Bangunan bernuansa klasik Jawa menambah kekhidmatan ziarah yang diikuti oleh anak-anak TPQ, MDTU, dan siswa MI. Mahasiswa KKN MB 20 memastikan seluruh prosesi berjalan lancar dan tertib.

Beberapa tokoh hadir dalam kegiatan ini, seperti Subiyanto, Ketua MDTU NU 07 Hidayatul Mu’awiyah, yang menyampaikan pentingnya menjaga tradisi ziarah sebagai bentuk penghormatan terhadap para ulama.

“Ziarah bukan sekadar kunjungan, tapi napak tilas nilai perjuangan dan ilmu para ulama yang menjadi pijakan moral generasi muda,” ujarnya.

Abdul Bashit, staf pengajar MDTU, juga menambahkan bahwa ziarah ini memiliki nilai edukatif penting dalam penguatan ibadah dan sejarah Islam kepada anak-anak.

Dari pihak Mahasiswa KKN MB 20 UIN Walisongo, Sandi Adji Pamungkas selaku Koordinator Divisi Kominfo menegaskan bahwa keterlibatan mereka adalah bentuk pengabdian nyata.

“Kami merasa terhormat mendampingi perjalanan ruhani santri dan masyarakat Bangunrejo,” ungkapnya.

Membangun Generasi Berkarakter melalui Tradisi

Ziarah ini tidak hanya menjadi perjalanan spiritual, tapi juga ruang pembelajaran lintas usia. Anak-anak TPQ dan siswa MI mendapatkan nilai akhlak dan sejarah Islam secara langsung.

Mahasiswa KKN pun turut menghidupkan tradisi lokal melalui dokumentasi dan interaksi sosial yang membangun.

Tiga titik ziarah – Pangeran Benowo, KH. Dimyati, dan KH. Asy’ari – menjadi simbol bersatunya ilmu, adab, dan kebersamaan dalam keberkahan.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan refleksi yang menyentuh hati seluruh peserta.

Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Gandeng Unit Kesehatan Desa Bangunrejo Cegah Stunting Sejak Dini

Demikian informasi mengenai ziarah santri dan mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal ke makam Pangeran Benowo, KH. Dimyati, dan KH. Asy’ari. Semoga bermanfaat. (07)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN