SEMARANG, Jatengnews.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Komite Ekonomi Kreatif (Komekraf) Jateng mendorong penguatan ekosistem ekonomi kreatif melalui kolaborasi lintas sektor.
Upaya ini bertujuan menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi kreatif, memanfaatkan momentum positif yang ada di tahun 2025.
“Kami melihat, tahun ini momentum Jawa Tengah untuk ekonomi kreatif, atau menjadi provinsi kreatif,” kata Ketua Komekraf Jawa Tengah, Ahmad Khairudin, usai bertemu Gubernur Ahmad Luthfi di kantor Gubernur Jateng, Senin (11/8/2025).
Baca juga: Gubernur Jateng Bahas Investasi Ekonomi Hijau dengan Dubes Singapura
Pria yang akrab disapa Adin itu menjelaskan, untuk mengakselerasi langkah tersebut, pihaknya akan menggelar Jateng Creative Festival. Festival ini akan menjadi wadah pertemuan pelaku ekraf, pemerintah, dan masyarakat agar isu ekonomi kreatif mendapat perhatian lebih luas, khususnya di tingkat kota dan kabupaten.
“Lebih khusus provinsi sebagai leading sector, karena yang punya wilayah kan kabupaten/kota. Kalau provinsi bisa mendorong, tentu akan bisa lebih cepat,” tegasnya.
Adin menyebut, saat ini Jawa Tengah telah menjadi provinsi dengan jumlah Komekraf terbanyak di Indonesia. Dari total 35 kabupaten/kota, 28 di antaranya telah membentuk Komekraf dan mulai bergerak sebagai kota kreatif.
“Maka tidak salah jika Kementerian Ekraf mendorong Jawa Tengah sebagai piloting ekonomi kreatif,” ucapnya yakin.
Ia menambahkan, dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi sangat dibutuhkan, baik dalam bentuk regulasi, anggaran, maupun kebijakan strategis.
“Kita inginnya Jateng menjadi provinsi kreatif, baik secara hitam di atas putih maupun dalam bentuk kebijakan. Kalau berubah kan pasti gradual, pelan-pelan. Tapi dukungan kebijakan itu memungkinkan ekosistem itu terbentuk. Itu yang memang kami harapkan,” jelasnya.
Adin juga mengusulkan kolaborasi program antara Komekraf dan Kecamatan Berdaya, salah satu inisiatif andalan Pemprov Jateng. Menurutnya, program ini punya potensi besar untuk mendukung pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja melalui pendekatan ekonomi kreatif.
“Kalau saya sendiri, mau ekonomi kreatif, mau ekonomi kerakyatan, itu sama saja. Tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Penting rakyat bisa makan. Itu penting. Nah, itu perlu dijahit lewat program Kecamatan Berdaya,” ungkapnya.
Pihaknya kini tengah menjajaki bentuk kolaborasi yang tepat agar aktivasi program Komekraf bisa terintegrasi dalam Kecamatan Berdaya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyambut baik langkah Komekraf dan menyatakan dukungannya terhadap penguatan ekosistem ekonomi kreatif di Jawa Tengah.
“Ekraf itu mandiri untuk diri sendiri dan orang lain. Di masyarakat banyak yang masih rancu, mana ekonomi kreatif, mana UMKM. Dengan adanya komite ini, bisa memilah. Potensi program bisa ‘gandul’ di Kecamatan Berdaya,” kata Gubernur.
Baca juga: Gubernur Ahmad Luthfi akan Gelar Retret Pejabat Pemprov Jateng
Ia menegaskan, program di tiap kecamatan harus disesuaikan dengan potensi lokal agar tidak seragam.
“Nanti tiap Kecamatan Berdaya programnya tidak semua sama. Disesuaikan potensinya,” ujarnya.
Gubernur juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah bertemu langsung dengan Menteri Ekonomi Kreatif untuk membicarakan pengembangan sektor ekonomi kreatif di Jawa Tengah.(02)