SALATIGA, Jatengnews.id – Pemerintah Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, bekerja sama dengan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) resmi meluncurkan inovasi layanan administrasi publik berbasis digital melalui program SIPsiMas (Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Masyarakat).
Program ini menjadi bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui digitalisasi administrasi. Dengan SIPsiMas, masyarakat dapat mengajukan berbagai dokumen kependudukan dan surat menyurat secara daring, memantau status pengajuan, hingga mencetak dokumen mandiri tanpa harus antre di kantor kecamatan.
Sebelum hadirnya SIPsiMas, pengurusan dokumen administrasi di Kecamatan Sidomukti masih dilakukan manual. Data kecamatan mencatat rata-rata kunjungan mencapai 80 orang per hari dengan waktu penyelesaian 3–5 hari kerja.
Baca juga: Mahasiswa KKN UPGRIS Desa Karangtempel Gelar Workshop Ecoprinting untuk Anak-anak
Kondisi tersebut kerap menimbulkan antrean panjang, mengurangi produktivitas masyarakat, serta menyulitkan kelompok rentan seperti lansia dan pekerja dengan jam kerja padat.
Sejak diterapkan, SIPsiMas menunjukkan dampak positif yang signifikan:
- Efisiensi waktu: pengurusan dokumen turun dari 3–5 hari menjadi 1 hari kerja.
- Penurunan antrean: kunjungan harian menurun dari 80 orang menjadi 25 orang (efisiensi 68,7%).
- Efisiensi kerja ASN: beban input manual berkurang hingga 40% melalui validasi otomatis.
- Kepuasan pengguna: survei menunjukkan 90% ASN dan masyarakat puas terhadap layanan SIPsiMas.
Pernyataan Resmi
Camat Sidomukti, Guntur Junanto, S.STP, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dengan UPGRIS.
“SIPsiMas adalah wujud nyata transformasi digital di tingkat kecamatan. Dengan adanya sistem ini, warga dapat mengurus dokumen kapan saja dan di mana saja tanpa terikat jam layanan. Kolaborasi dengan UPGRIS memberikan dukungan keilmuan dan teknologi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat kami,” ujarnya.
“Kami tidak hanya membantu dalam aspek teknologi, tetapi juga memberikan pelatihan dan pendampingan agar ASN serta masyarakat dapat memanfaatkan SIPsiMas secara optimal. Literasi digital menjadi kunci keberhasilan transformasi layanan publik.”
Baca juga: Gus Yasin Lepas Mahasiwa KKN UPGRIS, Jadi Garda Depan Verifikasi RTLH
Meski hasilnya positif, implementasi SIPsiMas masih menghadapi sejumlah kendala, seperti keterbatasan akses internet di beberapa wilayah serta adaptasi warga lanjut usia terhadap teknologi digital. Untuk mengatasinya, pemerintah kecamatan bersama tim UPGRIS berkomitmen melakukan sosialisasi berkelanjutan, menyediakan video tutorial, serta membuka layanan bantuan (helpdesk).
Ke depan, SIPsiMas diharapkan menjadi model layanan publik digital berbasis kolaborasi pemerintah dan perguruan tinggi yang dapat direplikasi di kecamatan lain di Kota Salatiga maupun daerah lain di Indonesia. (01).