Beranda Headline Megawati Copot Bambang Pacul Sebagai Ketua DPD PDIP Jateng

Megawati Copot Bambang Pacul Sebagai Ketua DPD PDIP Jateng

Tahta Bambang Wuryanto, MBA, alias Bambang Pacul, sebagai penguasa PDI Perjuangan di Jawa Tengah resmi runtuh.

Wakil Ketua MPR RI atau Bambang Wuryanto atau yang akrab dipanggil Bambang Pacul Pemprov Jateng di gedung Gradhika Bhakti Semarang, Rabu (9/4/2025). (Foto : Kamal)

JAKARTA, Jatengnews.id – Dua pekan setelah mendapat ‘sentilan’ pedas dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, tahta Bambang Wuryanto, MBA, alias Bambang Pacul, sebagai penguasa PDI Perjuangan di Jawa Tengah resmi runtuh.

Adapun, gempa politik di ‘Kandang Banteng’ ini dikonfirmasi melalui Surat Keputusan (SK) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Nomor: 02/KPTS/DPP/VIII/2025.

Surat sakti bertanggal 15 Agustus 2025 yang ditandatangani langsung oleh Megawati Soekarnoputri itu secara resmi mencopot Bambang Pacul dari jabatannya sebagai Ketua DPD PDIP Jawa Tengah.

Baca juga : Bambang Pacul Tanggapi Gempuran Endorsment Presiden di Pilgub Jateng

Sebagai gantinya, DPP menunjuk salah satu loyalis paling senior yang dikenal dengan gaya merakyatnya, F.X. Hadi Rudyatmo.

Ketua DPC PDIP Kota Solo itu kini didapuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, mengemban tugas berat untuk mengembalikan marwah partai di lumbung suaranya.

Dikutip dari Suara.com Bambang Pacul, dalam manuver politik klasik, kini ‘ditarik ke pusat’. Ia dipercaya mengemban jabatan strategis sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Legislatif DPP PDI Perjuangan Masa Bakti 2025-2030.

Pencopotan ini adalah buntut langsung dari sebuah momen dramatis yang terjadi di hadapan ribuan kader saat Kongres ke-6 PDIP di Bali, Sabtu (2/8/2025).

Di tengah pidatonya yang berapi-api, Megawati tiba-tiba menghentikan ucapannya dan meminta seluruh jajaran DPD PDIP Jawa Tengah, termasuk Bambang Pacul, untuk berdiri.

Di bawah sorotan lampu dan tatapan ribuan pasang mata, Megawati melontarkan teguran yang menusuk tajam, mengingatkan mereka akan sejarah kejayaan partai yang seolah ternodai.

“Awas lho, jangan memalukan saya lagi lho. Ah, nggak usah teriak-teriak. Yang penting kerjaan. Itu adalah arahan saya,” sembur Megawati dengan nada tegas.

Mega kemudian bernostalgia, menceritakan bagaimana ia merintis karier politik dan menjadikan Jawa Tengah sebagai basis kemenangan yang tak terkalahkan.

Tiga kali berturut, menang terus. Jawa Tengah,” kenangnya, menyiratkan kekecewaan mendalam atas kinerja terkini.

Namun, kritik paling fundamental dari sang ketua umum adalah soal gaya kepemimpinan. Putri Bung Karno itu secara gamblang menyatakan muak dengan kader yang hanya pandai bersilat lidah tanpa kerja nyata di lapangan.

“Saya tidak butuh kader yang hanya pandai beretorika. Saya butuh kader yang rela turun ke bawah, ke akar rumput,” tegas Presiden ke-5 Republik Indonesia itu.

Bagi Megawati, konsolidasi partai ke depan tidak boleh lagi terjebak dalam politik pencitraan. Ia menuntut para kadernya untuk kembali ke khittah perjuangan partai: kerja kerakyatan dan pembumian ideologi.

Titahnya jelas dan tak bisa ditawar, “Menyatu dengan rakyat dan menegakkan garis-garis ideologi banteng.” Titah sang ketua umum itu kini telah menjadi kenyataan.

Baca juga : Wakil Ketua MPR Bambang Pacul

Pergantian pucuk pimpinan di Jawa Tengah menjadi sinyal kuat bahwa era retorika telah berakhir, dan era kerja akar rumput di Kandang Banteng harus dimulai kembali. (03)

Exit mobile version