Beranda Daerah Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Aksi Tolak Wajib Mahad, Keluhkan Biaya Tinggi dan...

Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Aksi Tolak Wajib Mahad, Keluhkan Biaya Tinggi dan Keamanan Buruk

Massa melakukan long march dari gerbang Kampus III menuju kantor pusat administrasi sekitar pukul 15.00 WIB.

Demo mahasiswa UIN Walisongo di depan gedung rektorat
Demo mahasiswa UIN Walisongo di depan gedung rektorat, Jumat (22/8/2025).(Foto:Kamal)

SEMARANG – Jatengnews.id – Ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa menggelar aksi demonstrasi pada Jumat (22/8/2025), menolak kebijakan wajib Mahad bagi mahasiswa baru dan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Aksi berlangsung di depan Gedung Rektorat UIN Walisongo. Massa melakukan long march dari gerbang Kampus III menuju kantor pusat administrasi sekitar pukul 15.00 WIB.

Baca juga: VIDEO Demo Buruh di PTUN, Minta APINDO Harus Belajar Regulasi UMK

Mereka membawa berbagai atribut protes, di antaranya spanduk bertuliskan “Biaya Mahad Mencekik, Ortu Menjerit” dan sebuah keranda berwarna hitam bertuliskan “Matinya Rasa Kemanusiaan”.

Koordinator aksi, Iqbal Mujahid, menjelaskan bahwa demonstrasi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap mahasiswa baru yang merasa terbebani oleh kebijakan tersebut. Menurutnya, mahasiswa yang menolak program Mahad mendapat ancaman tidak bisa melakukan pengisian KRS (Kartu Rencana Studi).

“Mahasiswa baru diwajibkan mengikuti Mahad dan membayar biaya Rp 4 juta selama empat bulan. Jika tidak, mereka tidak bisa KRS-an. Ini sangat memberatkan, apalagi tanpa transparansi anggaran yang jelas,” ujar Iqbal.

Lebih lanjut, Iqbal mengungkapkan bahwa fasilitas Mahad dinilai tidak layak jika dibandingkan dengan biaya yang dibebankan. Ia juga menyoroti lemahnya sistem keamanan di lingkungan Mahad.

“Dalam satu hari, bisa terjadi hingga tiga kasus kehilangan barang seperti laptop dan uang. Dalam seminggu, lebih dari tiga kali,” tegasnya.

Keluhan serupa disampaikan oleh Fadil (18), mahasiswa baru dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yang telah tiga minggu tinggal di Mahad. Ia mengaku kecewa karena hingga kini belum mendapatkan kasur, bahkan ada temannya yang belum mendapatkan kamar dan terpaksa harus mengontrak di luar.

“Pondok lain di luar UIN ada yang hanya memungut biaya Rp 3 juta untuk satu tahun. Sementara di sini, Rp 4 juta hanya untuk empat bulan. Saya juga harus membayar UKT Rp 4,3 juta. Totalnya jadi Rp 8,3 juta, ini berat untuk keluarga saya,” ungkap Fadil.

Baca juga: Mahasiswa Semarang Demo 100 hari Kepemimpinan Prabowo – Gibran

Wakil Rektor I UIN Walisongo, Muhsin Jamil, saat dikonfirmasi menyatakan bahwa pihak kampus terbuka terhadap audiensi, namun mengaku belum menerima pengajuan formal dari mahasiswa.

“Silakan mahasiswa membuat surat permohonan dan perwakilan untuk audiensi. Kami terbuka untuk berdialog,” ujarnya.

Terkait dengan kebijakan Mahad, Muhsin menyebut program ini sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Namun ia tidak menyebutkan secara pasti kapan kebijakan ini mulai diberlakukan.(02)

Exit mobile version