Beranda Daerah WALHI Sebut Pemancing Hilang Bukti Krisis Iklim dan Lemahnya Perlindungan

WALHI Sebut Pemancing Hilang Bukti Krisis Iklim dan Lemahnya Perlindungan

Sebanyak 12 pemancing diterjang gelombang di perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, 19 Agustus 2025.

Pemancing hilang di Semarang. (Foto : Kamal)
Kejadian orang tenggelam saat memancing di perairan Semarang, beberapa waktu lalu. (Foto:Kamal)

SEMARANG, Jatengnews.id – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Tengah menilai tragedi tenggelamnya perahu pemancing di Semarang dan nelayan di Demak sebagai alarm keras krisis iklim. Pemerintah dinilai gagal melindungi masyarakat pesisir yang menjadi kelompok paling rentan.

Sebanyak 12 pemancing diterjang gelombang di perairan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, 19 Agustus 2025. Empat orang meninggal dan satu masih hilang. Sehari sebelumnya, tiga perahu nelayan Dusun Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, juga tenggelam akibat ombak besar.

Baca juga : Korban Terakhir Pemancing Ditemukan, Lima Meninggal Dunia

“Tragedi ini mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menempatkan keselamatan rakyat sebagai prioritas utama,” ungkap Direktur WALHI Jateng, Fahmi dalam rilis resminya, Sabtu (23/8/2025).

WALHI menyoroti perubahan pola cuaca di pesisir utara Jawa yang semakin tidak menentu. Musim angin baratan dan timuran yang dahulu relatif terprediksi kini berubah dengan intensitas gelombang ekstrem dan badai mendadak.

Melihat rentetan peristiwa tersebut, WALHI mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera memperkuat sistem peringatan dini berbasis komunitas, menyiapkan perlindungan sosial-ekonomi nelayan, serta menghentikan pembangunan pesisir yang abai pada keselamatan manusia dan ekologi.

“Krisis iklim adalah realitas hari ini, bukan ancaman masa depan. Tanpa perubahan arah kebijakan, tragedi serupa tinggal menunggu waktu,” tegasnya.

Marzuki, nelayan Tambakrejo Semarang, mengaku cuaca laut sulit diprediksi. “Seharusnya Agustus masih musim timuran. Nah kemarin itu enggak ada yang memprediksi kalau kecepatan angin enggak seperti biasa,” ujarnya.

Baca juga : Pemancing Hilang di Sungai Serayu Ditemukan Meninggal

Senada, Saiful, warga Bedono Demak, menyebut nelayan tidak sempat menyelamatkan diri ketika ombak tiba-tiba menggulung. “Asal mulanya mendung pekat, terus beberapa menit kemudian angin kencang dibarengi ombak besar,” katanya. (03)

Exit mobile version