31.1 C
Semarang
, 26 Agustus 2025
spot_img

Beras Premium Langka Usai Isu Oplosan, Pedagang dan Konsumen Menjerit

Sejak mencuatnya isu beras oplosan, pasokan beras kualitas tinggi ini mendadak tersendat di pasaran, membuat pedagang dan konsumen sama-sama kesulitan.

SEMARANG, Jatengnews.id — Kelangkaan beras premium mulai dirasakan oleh sejumlah pedagang di Kota Semarang dalam beberapa pekan terakhir.

Sejak mencuatnya isu beras oplosan, pasokan beras kualitas tinggi ini mendadak tersendat di pasaran, membuat pedagang dan konsumen sama-sama kesulitan.

Baca juga: Beras Oplosan Merebak, Pemkot Semarang Siap Bertindak

Ali (50), pemilik Toko Mberjo di kawasan Ngaliyan, mengungkapkan bahwa dirinya sudah tidak menerima pasokan beras premium selama sebulan terakhir dari distributornya.

“Premium memang agak langka, kalau medium masih lancar aja,” ujar Ali, Selasa (26/8/2025).

Tak hanya sulit didapat, harga beras premium juga melonjak tajam. Menurut Ali, harga beras premium yang sebelumnya Rp70.000 per lima kilogram kini menembus angka Rp80.000. Meski demikian, stok tetap nihil.

“Secara harga jelas naik ya, tapi barangnya juga tidak ada. Walaupun naik, tapi nggak ada barangnya,” keluhnya.

Sementara itu, beras kualitas medium di tokonya masih tersedia dengan harga relatif stabil, yakni berkisar antara Rp60.000 hingga Rp65.000 per lima kilogram. Kenaikan harga hanya sekitar Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram.

Ali mengaku belum mendapat kejelasan dari distributor terkait penyebab kelangkaan beras premium. Ia hanya mendengar kabar bahwa memang sedang terjadi gangguan pasokan.

Hal senada juga disampaikan oleh Muji (70), pedagang di Pasar Buu, Semarang. Ia menyebut kelangkaan beras premium mulai dirasakannya dalam tiga pekan terakhir, bertepatan dengan ramainya pemberitaan mengenai kasus beras oplosan.

Baca juga: Pemkot Semarang Pastikan Kota Semarang Aman Dari Beras Oplosan

“Semenjak ada berita beras oplosan itu, jadi langka,” ujarnya.

Menurut Muji, harga beras premium di lapaknya juga mengalami kenaikan, dari Rp76.000 menjadi Rp78.000 per lima kilogram. Namun seperti halnya Ali, ia mengaku kesulitan memenuhi permintaan pelanggan.

“Pelanggan tanya, tapi barangnya nggak ada gimana, akhirnya beli yang seadanya,” tambahnya. Pedagang berharap ada kejelasan dari pihak terkait, agar distribusi kembali normal dan harga bisa stabil. Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah maupun distributor terkait kelangkaan tersebut.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN