SEMARANG, Jatengnews.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin, menyebut gejolak unjuk rasa yang belakangan terjadi di berbagai daerah sebagai sebuah musibah dan teguran dari Tuhan.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri doa bersama dan istighotsah lintas iman di Wisma Perdamaian Semarang, Minggu (31/8/2025) malam.
Baca juga: Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Sambut 38 Bhikkhu Thudong
“Ini musibah. Musibah itu bisa karena perbuatan kita di masa lalu atau sekarang. Bisa jadi ujian, bisa juga teguran. Dan hari ini kita diberi teguran, diperingatkan oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa. Mari kita mawas diri,” ujar Gus Yasin dalam sambutannya mewakili Gubernur Jateng Ahmad Luthfi.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Yasin mengajak seluruh masyarakat, terutama para pemangku kepentingan dan aparatur pemerintah, untuk memperbanyak istighfar sebagai bentuk introspeksi diri dan permohonan ampun kepada Tuhan.
“Dari istighfar itu muncul rasa dari hati nurani untuk saling memaafkan. Ketika muncul hati saling memaafkan, maka yang muncul adalah jiwa nasionalisme,” imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa peradaban di Nusantara, termasuk Jawa Tengah, dibangun atas dasar kedamaian dan semangat gotong royong. Namun, nilai-nilai itu hanya bisa terwujud apabila masyarakat mampu saling ikhlas dan ridha.
“Malam ini kami senang, atas nama pribadi dan mewakili Mas Luthfi, saya mengajak kepada semua elemen masyarakat: yuk, bareng-bareng saling memaafkan untuk bersatu membangun Jawa Tengah,” katanya.
Gus Yasin juga menyampaikan bahwa kondisi ekonomi Jawa Tengah saat ini menunjukkan tren positif. Sejumlah investor mulai melirik Jawa Tengah sebagai tempat berinvestasi, membuka banyak peluang usaha baru.
“Kita harus bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Bumi kita hijau, makmur, dan gemah ripah loh jinawi,” tuturnya.
Tak lupa, ia juga menyampaikan permintaan maaf atas pelayanan pemerintah yang masih dirasa belum maksimal.
Baca juga: Wakil Gubernur Jateng Sebut Normalisasi Sungai Secepatnya Dilakukan di Tegowanu
“Kami atas nama pribadi dan pemerintah Jawa Tengah tentu minta maaf atas pelayanan kami yang belum maksimal. Tapi kami yakin panjenengan semua akan mengingatkan dengan cara-cara yang diatur oleh undang-undang,” ucapnya.
Ia menutup sambutannya dengan imbauan agar masyarakat menyampaikan pendapat secara damai dan sesuai aturan hukum yang berlaku.
“Menyampaikan pendapat dilindungi undang-undang, tetapi ada batasannya. Kami berharap masyarakat Jawa Tengah tetap tunduk dan patuh pada aturan yang ada, agar Jawa Tengah tetap aman dan damai,” pungkasnya.(02)