
SEMARANG, Jatengnews.id – Prof. Dr. Moh. Nor Ichwan, M.Ag., sebagai Guru Besar bidang Metodologi Tafsir Al-Qur’an UIN Walisongo Semarang. Prosesi pengukuhan akan berlangsung di Auditorium 2 Kampus 3 (17/9/2025), dalam rangkaian seremoni yang mengukuhkan lima guru besar baru sekaligus.
Prof Ichwan menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Metodologi Tafsir Kontekstual: Relevansi, Tantangan, dan Prospeknya. Prof. Nor Ichwan menyoroti perlunya pendekatan tafsir Al-Qur’an yang lebih responsif terhadap realitas sosial. Menurutnya, Al-Qur’an bukan hanya kitab suci yang dibaca dalam ruang spiritual, tetapi juga pedoman hidup yang harus menuntun umat dalam menghadapi persoalan kontemporer.
Baca juga : UIN Walisongo Semarang Kukuhkan 5 Guru Besar Baru, Ini Profil Lengkapnya
“Al-Qur’an senantiasa hadir sebagai petunjuk bagi manusia. Namun, tanpa metodologi tafsir yang sesuai konteks, pesan-pesan suci bisa tereduksi menjadi teks beku yang sulit membimbing kehidupan modern,” ujarnya.
Sebagai seorang akademisi, Prof. Ichwan menegaskan pentingnya menjadikan tafsir sebagai disiplin ilmu yang dinamis, terbuka pada dialog lintas ilmu, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Dengan begitu, tafsir Al-Qur’an tidak terjebak dalam dikotomi klasik-modern, melainkan terus bergerak sebagai ilmu yang hidup.
Lahir di Jepara pada 2 Mei 1969, Prof. Nor Ichwan menempuh pendidikan pesantren sebelum melanjutkan studi akademik di bidang tafsir Al-Qur’an. Gelar doktor diraihnya dari UIN Sunan Kalijaga dengan disertasi tentang pendekatan tafsir kontemporer. Sejak itu, ia aktif mengembangkan kajian tafsir berbasis kontekstual di berbagai forum akademik.
Selain aktif mengajar di UIN Walisongo Semarang, ia juga kerap menjadi pembicara dalam seminar nasional maupun internasional. Tulisan-tulisannya tentang metodologi tafsir kontekstual telah banyak dimuat di jurnal bereputasi, membahas mulai dari tafsir feminis, ekoteologi, hingga tafsir sosial-politik.
Baca juga : Profil Lengkap Prof. Ahmad Ismail Guru Besar UIN Walisongo Semarang
Rekam jejak akademiknya menunjukkan keterlibatan yang luas dalam mengembangkan pemikiran Islam moderat. Ia tercatat sebagai anggota berbagai asosiasi keilmuan dan terlibat dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam berbasis moderasi beragama. (03)