Beranda Daerah Bau Menyengat dan Bising 24 Jam, Warga Usir Dapur SPPG MBG dari...

Bau Menyengat dan Bising 24 Jam, Warga Usir Dapur SPPG MBG dari Tegal Arum Karanganyar

Mereka memprotes keras aktivitas produksi makanan yang dinilai mengganggu kenyamanan lingkungan. Puncaknya, warga menuntut agar dapur MBG direlokasi.

Warga Tegal Arum Kelurahan Cangakan saat melakukan pertemuan bersama pengelola SPPG MBG. (Foto:ist)

KARANGANYAR, Jatengnews.id – Warga Dukuh Tegal Arum, Kelurahan Cangakan, Karanganyar, akhirnya angkat suara soal dapur Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) Program MBG.

Mereka memprotes keras aktivitas produksi makanan yang dinilai mengganggu kenyamanan lingkungan. Puncaknya, warga menuntut agar dapur MBG direlokasi.

Baca juga: Polres Karanganyar Kebut Pembangunan  SPPG Program MBG

Tuntutan ini disampaikan dalam audiensi antara warga, pengelola yayasan, dan pemerintah kelurahan pada Kamis (25/9/2025) malam.

Pertemuan itu dihadiri oleh perangkat kelurahan, TNI/Polri, Ketua RT 2 RW 13, serta pihak Yayasan Insan Berlian Sejahtera selaku pengelola.

“Keputusan relokasi disepakati karena warga merasa terganggu dengan aktivitas produksi makanan 24 jam nonstop. Blower-nya bising, baunya menyengat sampai dini hari,” ujar Lurah Cangakan, Tugiyo, Jumat (26/9/2025).

Tugiyo menambahkan bahwa warga memberi waktu dua bulan bagi pengelola untuk memindahkan dapur dari tengah permukiman padat tersebut. Relokasi dijadwalkan mulai efektif pada Senin, 29 September 2025.

Tak hanya soal kebisingan dan bau, warga juga mengakui tidak pernah diajak komunikasi dari pihak yayasan sejak awal.

“Sejak awal warga tidak pernah diajak bicara atau diberi tahu soal pendirian dapur ini. Tiba-tiba beroperasi saja. Ini yang bikin warga marah,” tambah Tugiyo.

Baca juga: Wabup Karanganyar Pastikan Tidak Ada   Dapur MBG Fiktif

Sementara itu, Ketua Yayasan Insan Berlian Sejahtera, Suprapto, enggan memberikan keterangan saat dikonfirmasi. “Saya akan koordinasi dulu dengan PIC dan BGN. Saya mohon maaf, besok saya infokan,” dalihnya.

Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun niat program MBG untuk pemenuhan gizi sangat baik, pelaksanaannya di lapangan harus memperhatikan kenyamanan dan partisipasi masyarakat sekitar. (02)

Exit mobile version