SEMARANG, Jatengnews.id – Inflasi Provinsi Jawa Tengah pada September 2025 sebesar 0,21% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya (-0,10%; mtm) dan sama dengan inflasi nasional (0,21%; mtm).
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Andi Reina Sari menjelaskan secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 2,65% (yoy), sama dengan inflasi nasional sebesar 2,65% (yoy).
Baca juga : Atasi Inflasi, Jateng Dorong Distribusi Pangan dari Daerah Penghasil
“Inflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau (andil: 0,12%; mtm). Komoditas penyumbang inflasi pada kelompok tersebut adalah daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah,” katanya melalui siaran pers, Jumat (03/10/2025).
Inflasi juga disumbang oleh Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya dengan andil sebesar 0,08% (mtm). Inflasi pada Kelompok tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas emas perhiasan seiring dengan harga emas dunia yang masih tinggi akibat ketidakpastian global.
Peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi Kelompok Transportasi dengan andil sebesar -0,02% (mtm) seiring dengan penurunan tarif kereta api.
“Ke depan, untuk menjaga inflasi tetap berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi,” ujarnya.
Baca juga : Pasca Nataru Tekanan Inflasi Jateng Menurun
Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1%. (03)