
DEMAK, Jatengnews.id — Berdasarkan data terbaru Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI), Kabupaten Demak menempati peringkat ke-458 secara nasional dengan kategori risiko sedang. Meski demikian, sebanyak 127 desa di wilayah ini tergolong memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana.
Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Agus Sukiyono, saat kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana (RPKB) Kabupaten Demak Tahun 2025 yang digelar di RM Malaya, Senin (6/10/2025).
Baca juga : BPBD Demak Gelar Simulasi Gempa, Tegaskan Kesiapsiagaan 24 Jam
“Meskipun Demak berada pada peringkat 458 secara nasional, namun terdapat kurang lebih 127 desa yang tergolong rawan tinggi terhadap bencana,” ujar Agus.
Ia menjelaskan, desa dengan tingkat kerawanan tinggi umumnya berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS), sering mengalami banjir dan kekeringan berulang, serta belum memiliki lembaga penanggulangan bencana di tingkat desa.
“Kadang hujan tidak terlalu deras, tapi tiba-tiba banjir datang karena tanggul jebol. Hal seperti ini menunjukkan bahwa kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan sejak dini,” terangnya.
Agus juga mengapresiasi keterlibatan berbagai pihak dalam penyusunan RPKB, termasuk dukungan dari tim konsultan dan lembaga teknis. Ia berharap, seluruh peserta dapat aktif memberikan masukan serta data akurat agar dokumen tersebut benar-benar komprehensif dan sesuai kondisi lapangan.
“Kegiatan ini bukan sekadar seremonial. Kita harapkan partisipasi aktif dari seluruh instansi dan masyarakat agar RPKB ini menjadi pedoman yang akurat untuk penanggulangan bencana di Demak,” tuturnya.
Agus menekankan, keberhasilan penanggulangan bencana tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga membutuhkan sinergi dengan seluruh elemen masyarakat.
“Pemerintah hadir di depan sebagai tanggung jawab utama, tapi tanpa dukungan masyarakat, relawan, dan pihak terkait, upaya penanggulangan bencana tidak akan berjalan maksimal,” pungkasnya.
Sementara itu, Zela Septikasari, narasumber sekaligus mantan Fasilitator Nasional BNPB, menyampaikan bahwa berdasarkan Kajian Risiko Bencana Kabupaten Demak 2022–2026, terdapat tujuh jenis ancaman bencana dengan tingkat bahaya yang bervariasi.
Lima di antaranya tergolong kategori tinggi, yakni banjir dengan luas wilayah terdampak sekitar 92.656,92 hektar, cuaca ekstrem (91.147,79 hektar), gelombang ekstrem dan abrasi (1.026,9 hektar), serta gempa bumi dan kekeringan yang masing-masing berpotensi memengaruhi 99.532 hektar wilayah.
Dua ancaman lainnya dikategorikan pada tingkat sedang, yaitu kebakaran hutan dan lahan seluas 5.763,60 hektar serta tanah longsor di area 1.207,17 hektar.
Baca juga : BPBD Demak Sebut Banjir karena Kerusakan Alam di Hulu
“Meski tergolong sedang, ancaman ini tetap berpotensi menimbulkan dampak besar, terutama pada kawasan permukiman, pertanian, dan infrastruktur vital,” jelas Zela. (03)