BANJARNEGARA, Jatengnews.id – “Sekarang tidur rasanya tenang, sudah tidak was-was setiap hujan turun,” ucap Karsiyem, warga Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara, penuh syukur setelah menempati rumah baru hasil relokasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Puluhan warga Dusun Bawang dan Pringamba di desa itu sebelumnya hidup dalam ancaman longsor dan tanah gerak.
Baca juga: Pemprov Jateng Siapkan Perbaikan Rumah Rusak Banjir Demak
Kini, mereka direlokasi ke lahan baru yang lebih aman, berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi lama.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membangun 29 unit rumah dari APBD, dan 7 unit tambahan melalui APBD Perubahan 2025. Rumah-rumah tersebut mengusung konsep Rumah Susun Panel Instan (Ruspin), hunian tahan gempa dengan fasilitas lingkungan tertata dan ruang terbuka untuk aktivitas warga.
“Dulu setiap hujan kami tidak bisa tidur karena takut longsor. Rumah lama saya sudah rusak parah,” kenang Karsiyem, Kamis (9/10/2025).
Warga lain, Sutoyo, juga mengaku lega. Ia menuturkan, tanah gerak di dusunnya telah berlangsung lebih dari tujuh tahun dan meretakkan banyak rumah.
“Sudah lama ingin pindah, tapi tidak punya biaya. Syukur alhamdulillah sekarang dibantu pemerintah, rumah baru jauh lebih aman,” ujarnya.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan, menjelaskan, relokasi tersebut merupakan bagian dari program mitigasi bencana yang dijalankan Pemprov Jateng di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi.
Baca juga: Pemprov Jateng Dukung Usaha Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
“Relokasi di Aribaya ini untuk 29 KK yang terdampak tanah gerak. Lokasinya sudah dikaji dan dinyatakan aman untuk hunian,” terang Boedyo.
Ia menambahkan, sepanjang 2025 Pemprov Jateng menyiapkan 270 unit rumah untuk penanganan dampak bencana, termasuk relokasi, pembangunan baru, dan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
“Semua upaya ini agar warga terdampak bisa hidup lebih aman dan bermartabat,” tandasnya.(02)