30 C
Semarang
, 15 Oktober 2025
spot_img

Gubernur Luthfi: Pertempuran Lima Hari Bukti Semangat Pantang Menyerah Rakyat Semarang

Menurut Gubernur, Jawa Tengah yang berpenduduk 37 juta jiwa dengan keberagaman suku, bahasa, dan budaya, hanya akan kuat bila dijaga dengan semangat gotong royong

SEMARANG, Jatengnews.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebut Pertempuran Lima Hari di Semarang sebagai bukti nyata keberanian dan semangat pantang menyerah rakyat Jawa Tengah dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Hal itu disampaikannya saat menjadi inspektur upacara peringatan ke-80 Pertempuran Lima Hari di Semarang, yang digelar di kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Selasa (14/10/2025).

Baca juga: Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang 2025 Siap Tampil Spektakuler

Upacara dihadiri Sekda Jateng Sumarno, Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng, Forkopimda, serta para veteran.

“Hari ini, di seputaran Tugu Muda yang elok dan penuh makna sejarah, kita berkhidmat mengenang perjuangan monumental para pahlawan dan syuhada bangsa Indonesia. Dari tempat inilah, rakyat Semarang menunjukkan keberanian luar biasa,” ujar Gubernur Luthfi.

Ia menegaskan, semangat juang tokoh seperti dr. Kariadi dan para pemuda Semarang dalam pertempuran lima hari pada 14–18 Oktober 1945 harus terus diwariskan sebagai sumber inspirasi membangun bangsa.

“Perjuangan tidak pernah ada kata usai. Kini kita menghadapi tantangan berbeda, namun semangatnya tetap sama — pantang menyerah dan berjuang untuk kebaikan bersama,” katanya.

Menurut Gubernur, Jawa Tengah yang berpenduduk 37 juta jiwa dengan keberagaman suku, bahasa, dan budaya, hanya akan kuat bila dijaga dengan semangat gotong royong sebagaimana ditunjukkan para pejuang Semarang.

“Nyawa Jawa Tengah ada pada gotong royong. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Bangkit satu, bangkit semua. Semangat itulah yang diwariskan dari Pertempuran Lima Hari,” tegasnya.

Luthfi juga mengajak masyarakat untuk terus berinovasi dan bekerja nyata dengan menjunjung tinggi nilai integritas.

“Dari Kota Semarang yang menjadi saksi sejarah perlawanan rakyat terhadap penjajahan, mari kita teruskan perjuangan ini dengan karya nyata untuk Indonesia,” tutupnya.

Baca juga: Gubernur Jateng Bagi Zakat di Masjid Baiturrahman Semarang

Rangkaian upacara diawali pembacaan nukilan sejarah Pertempuran Lima Hari Semarang oleh St Sukirno, yang menggambarkan bagaimana rakyat Semarang bangkit melawan tentara Jepang.

Puncak acara ditandai dengan pertunjukan kolosal Teater Pitoelas Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, yang memvisualisasikan heroisme rakyat Semarang mempertahankan kemerdekaan.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN