SEMARANG, Jatengnews.id – Keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dinilai berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi dan menekan angka kemiskinan di Jawa Tengah.
Capaian itu menjadikan Kendal sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di provinsi ini.
Baca juga: Gubernur Jateng Dampingi Presiden Prabowo Resmikan KEK Industropolis Batang
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebut KEK Kendal menjadi pionir dan contoh pengembangan kawasan industri yang mampu menggerakkan ekonomi daerah.
“KEK Kendal ini telah menjadi pilot project dan role model bagi daerah lain untuk mengikuti,” ujar Luthfi saat menghadiri KEK Kendal and Central Java Future Forum 2025 di Padma Hotel, Semarang, Rabu (15/10/2025) malam.
Berdasarkan data Pemprov Jateng, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal triwulan II 2025 mencapai 7,67%, tertinggi di Jawa Tengah. Realisasi investasi periode 2022–2024 tercatat Rp14,2 triliun, sedangkan triwulan I 2025 mencapai Rp2,93 triliun.
Seiring dengan itu, tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,01%, angka kemiskinan turun ke 8,40%, dan kemiskinan ekstrem hanya 0,49%. Pendapatan per kapita masyarakat Kendal juga naik 10%, dari Rp51,64 juta menjadi Rp55,26 juta.
“Serapan tenaga kerja terus meningkat karena sebagian besar industri di Jawa Tengah bersifat padat karya, sehingga pengangguran bisa terkikis,” tambahnya.
Hingga kuartal III 2025, realisasi investasi Jawa Tengah mencapai Rp57 triliun, dengan 65% merupakan penanaman modal asing (PMA). Pemerintah provinsi terus mendorong kemudahan investasi dengan jaminan perizinan cepat, keamanan wilayah, serta perluasan kawasan industri.
“Kita ingin menciptakan aglomerasi ekonomi di tiap eks karesidenan—Solo Raya, Pati Raya, Semarang Raya, Pekalongan Raya—agar pertumbuhan merata,” terang Luthfi.
Baca juga: Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Dukung KIT Batang Bertransformasi Jadi KEK
Dalam forum tersebut, Gubernur Ahmad Luthfi menerima Penghargaan Dharma Arthapraja Utama atas dukungannya terhadap pengembangan KEK Kendal.
Selain itu, turut dilakukan penandatanganan kerja sama antara Disnakertrans dan Disdikbud Jateng dengan lima perusahaan—PT Royal Regent Indonesia, PT Polygroyp Manufactur Indonesia, PT Borine Technology Indonesia, PT Sakura Indonesia, dan PT Eclat Textile—dalam program link and match dunia usaha dan pendidikan vokasi.
“Kita siapkan tenaga kerja terampil dari SMK, politeknik, hingga BLK agar bisa langsung terserap di industri,” tegas Gubernur.(02)