SEMARANG, Jatengnews.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus melakukan berbagai langkah untuk mengatasi genangan yang masih terjadi di sejumlah wilayah pascahujan deras beberapa hari terakhir.
Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti menegaskan, kondisi banjir kini sudah mulai surut secara signifikan.
Baca juga: Semarang Banjir Rendam Wilayah Genuk Sampai Tlogosari
“Udah mulai surut lumayan ya. Harapan kita enggak hujan lagi. Rekayasa cuacanya cukup berhasil karena hari ini sampai tengah hari sudah tidak hujan,” ujar Agustina, Senin (27/10/2025).
Menurutnya, debit air di sejumlah titik menurun sekitar 2 sentimeter per jam, menandakan sistem aliran air menuju laut berjalan baik. Beberapa wilayah seperti Seringin menunjukkan penurunan permukaan air yang cukup cepat.
Agustina menjelaskan, persoalan banjir di Semarang masih terkait dengan belum rampungnya kolam retensi dalam proyek Tanggul Laut Nasional yang dikerjakan pemerintah pusat.
“Tanggul lautnya sudah dibangun, tapi kolam retensinya masih proses. Insyaallah awal tahun 2026 selesai. Kalau itu berfungsi, air tidak akan mengendap lama,” jelasnya.
Sebagai langkah jangka pendek, Pemkot akan menambah pompa portabel berkapasitas 500–1.000 liter per detik untuk mempercepat penyedotan air di kawasan tergenang.
“Saya sudah minta Dinas PU siapkan pompa tambahan yang kecil dan bisa dipindah-pindah. Lebih fleksibel untuk kampung-kampung,” katanya.
Ia menilai pompa portabel lebih efektif dibanding pompa besar yang bersifat permanen karena dapat menjangkau wilayah padat penduduk. Namun, ia juga menyoroti lambatnya proses penyambungan listrik untuk pompa baru akibat keterlambatan dari pemerintah pusat.
“Pompa sudah datang dan dipasang, tapi sambungan listriknya lama. Janjinya minggu depan sudah bisa diuji coba,” ujar Agustina.
Beberapa pompa baru di wilayah Seringin sudah diuji sebagian dan menunjukkan hasil positif.
“Yang kapasitasnya 1.000 liter per detik baru dijalankan 300 saja sudah cukup bagus. Kalau semua pompa berfungsi maksimal, banjirnya pasti jauh berkurang,” tegasnya.
Selain faktor teknis, Agustina juga menyoroti penurunan muka tanah akibat penggunaan air tanah berlebihan sebagai penyebab banjir yang masih berulang. Ia mendukung kebijakan Pemprov Jawa Tengah yang mendorong industri beralih ke sumber air permukaan.
Baca juga: Sebanyak 288 Rumah Terdampak Banjir di Genuk Semarang
“Gubernur sudah keluarkan aturan pengganti air tanah, tapi implementasinya butuh investasi besar. Ini peluang bagi PDAM Semarang dan PDAM Kendal untuk masuk melayani industri,” jelasnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, Wali Kota berharap masyarakat tetap bersabar dan mendukung program pengendalian banjir.
“Ini semua proses menuju Semarang bebas banjir. Arah perbaikannya sudah jelas. Yang penting jangan hujan dulu, biar semua sistem bekerja maksimal,” pungkasnya.(02)



