Beranda Daerah Energi Berdaulat dari Lereng Ungaran, Desa Ngresepbalong Jadi Simbol Indonesia Kuat

Energi Berdaulat dari Lereng Ungaran, Desa Ngresepbalong Jadi Simbol Indonesia Kuat

PLN Indonesia Power UBP Semarang melalui program KEMBANG DESA berhasil mengubah aliran air Curug Lawe Secepit di Kendal menjadi sumber energi bersih melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang menerangi kawasan wisata dan rumah warga

PLTMH untuk mendukung suplai energi listrik di Kawasan Wisata Curug Lawe Secepit Kendal, Rabu (17/9/2025). (Foto: Shodiqin)

KENDAL, Jatengnews.id – Di balik rimbun pepohonan lereng Gunung Ungaran, gemericik air Curug Lawe Secepit berpadu dengan kesejukan udara pagi. Dulu, pesona ini hanya menjadi panorama alam. Kini, air terjun di Desa Ngresepbalong, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, menjelma menjadi sumber energi, ekonomi, dan harapan baru bagi masyarakat.

Transformasi itu lahir dari program Corporate Social Responsibility (CSR) PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Semarang melalui inisiatif program KEMBANG DESA (Kembangkan Pariwisata Ngresepbalong, Dukung Ekonomi dan Pelestarian Alam).

Baca juga: Inovasi Dosen Undip Ubah Limbah Plastik Jadi Energi Terbarukan

Program ini mengintegrasikan energi terbarukan, konservasi alam, dan pemberdayaan masyarakat sebagai wujud nyata semangat “Energi Berdaulat untuk Indonesia Kuat.”

PLTMH: Dari Curug Jadi Cahaya Kemandirian

Kemandirian energi warga Ngresepbalong bermula dari aliran Curug Lawe Secepit. Melalui kolaborasi PLN Indonesia Power bersama masyarakat dan Universitas Negeri Semarang (Unnes), berdirilah Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sumber energi bersih yang mengubah wajah desa.

Suasana tampak terang saat menjelang malam hari di Kopi Pucu'e Kendal
Suasana tampak terang saat menjelang malam hari di Kopi Pucu’e Kendal yang ada di Kawasan Wisata Curug Lawe Secepit berkat aliran listrik dari PLTMH. (Foto: dok/Kang Polo)

Awalnya, pada 2021, PLTMH berdaya 1.000 watt hanya menerangi warung kopi Kopi Pucu’e Kendal. Kini kapasitasnya mencapai 4.000 watt, cukup untuk lampu jalan wisata, fasilitas umum, hingga rumah warga sekitar.

“Dulu jalan menuju curug gelap dan rawan. Sekarang terang, aman, dan tidak membebani biaya listrik,” ujar Kang Polo, pengelola wisata sekaligus warga setempat kepada Jatengnews.id, Rabu (17/9/2025).

Asisten Manager Pemeliharaan Mesin PLN Indonesia Power UBP Semarang, Tarto, menyebut PLTMH menjadi simbol energi berdaulat di pedesaan. “Kami mulai dari 1 kW, lalu 3 kW, dan kini 4 kW. Semua berkat gotong royong warga dan PLN,” ungkapnya.

Energi bersih tak hanya menyalakan lampu, tapi juga menggerakkan ekonomi. PLN Indonesia Power menanam 100 bibit pohon di kawasan rawan longsor Gunungsari, termasuk lerak, beringin, puspa, nogosari, hingga kopi.

Dari aksi itu, tumbuh semangat konservasi dan kewirausahaan hijau. Melalui Rumah Bibit Handarbeni yang dikelola Pokdarwis Gunungsari, warga kini membibitkan tanaman endemik, memelihara hutan, dan mengembangkan kopi lokal.

Ketua Pokdarwis Gunungsari Curug Lawe Secepit Kendal Wahyudi saat menerangkan Rumah Bibit Handarbeni di Kawasan Wisata Curug Lawe Secepit Kendal, kepada pengunjung, Rabu (17/9/2025). (Foto: Shodiqin)

Ketua Pokdarwis, Wahyudi, menjelaskan PLTMH juga menopang pengeringan kopi di Power Drying Dome Kopi sebagai kubah pengering kopi ramah lingkungan. “Siang pakai panas matahari, malam pakai listrik dari PLTMH. Prosesnya cepat dan hasilnya lebih bagus,” katanya.

Dari sinilah lahir Kopi Endemica, kopi robusta khas Ungaran yang kini menembus pasar nasional. Melalui pelatihan Good Agricultural Practices (GAP) bersama PLN Indonesia Power, kelompok tani Berkah Wana Lestari belajar menanam dan mengolah kopi berstandar tinggi.

Kopi ini bukan sekadar minuman, tetapi simbol kemandirian. Di warung Kopi Pucu’e Kendal, wisatawan kini bisa menikmati seduhan kopi hasil energi mikrohidro sambil belajar di paket edukatif “Edukopi.”

Dari data Pokdarwis, omzet kelompok kopi mencapai ratusan juta rupiah per tahun, sementara UMKM Kopi Endemica meraup puluhan juta rupiah. “Semua digerakkan oleh energi rakyat dari Curug Lawe untuk kesejahteraan bersama,” tegas Wahyudi.

Kang Polo: Dari Pemburu Jadi Penjaga Hutan

Perubahan besar juga hadir lewat sosok Kang Polo. “Dulu saya berburu satwa untuk bertahan hidup. Sekarang saya menjaga hutan, menanam pohon, dan membimbing wisatawan,” tuturnya.

Sejak kecil ia akrab dengan dunia berburu. Namun, pada 2019, ia tersadar saat mendapati kicau burung di hutan hilang. Dari sanalah kesadarannya tumbuh untuk berhenti berburu dan beralih ke fotografi satwa liar.

Kini, ia menjadi pemandu ekowisata dan fotografer satwa, aktif memotret burung langka seperti Julang Emas, trenggiling, dan landak satwa yang kini mulai kembali berpopulasi di Curug Lawe.

PLN Indonesia Power turut mendukung transformasi itu melalui program KEMBANG DESA: menyediakan kamera, membangun aula edukasi, hingga menanam ribuan pohon.

“Kalau dulu memburu hewan, sekarang memburu momen. Dengan kamera, saya bisa mengajarkan cinta alam,” kata Kang Polo.

Kang Polo seorang pegiat konservasi Desa Wisata Curug Lawe Secepit Kendal, Rabu (17/9/2025). (Foto: Shodiqin)

Sinergi Menuju Indonesia Kuat

Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Semarang, F. Erwin Putranto, menegaskan KEMBANG DESA adalah bentuk nyata dukungan PLN terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) dan semangat Energi Berdaulat untuk Indonesia Kuat.

“Kami ingin menciptakan ekowisata berkelanjutan dan ketahanan energi di tingkat desa,” ujarnya kepada Jatengnews.id.

Baca juga: PLN Sukses Terangi Pulau di Karimunjawa Jepara Dengan Energi Terbarukan

Gunung Ungaran menghadapi tantangan: 53 persen lahannya kritis dan volume sampah meningkat. PLN menggagas bank sampah terpadu, sistem penahan sampah di DAS Garang dan Blorong, hingga pemanfaatan limbah menjadi produk ekonomi.

Dampaknya, pendapatan warga meningkat signifikan yakni, Rp315 juta per tahun dari penjualan kopi. Kemudian Rp181 juta dari aktivitas wisata dan Rp23 juta dari pengelolaan sampah.

Kepala Dinas Pariwisata Kendal, Achmad Ircham Chalid, mengapresiasi peran PLN dalam membangkitkan potensi Curug Lawe Secepit. “Setelah dukungan CSR PLN, kunjungan wisata meningkat pesat. Curug Lawe kini contoh wisata hijau yang mendukung pariwisata berkelanjutan,” jelasnya.

Ia berharap kolaborasi PLN, pemerintah, dan masyarakat terus berlanjut. “Dengan energi berdaulat, masyarakat menjadi kuat, mandiri, dan sejahtera. Ini bukan sekadar proyek, tapi gerakan membangun masa depan,” tegasnya.

Para pengunjung menikmari air terjun (Curug) Lawe Benowo Kalisidi (CLBK) di hutan Kalisidi Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. (Foto: JatengNews)

Dari deras air Curug Lawe Secepit mengalir energi kemandirian. PLN Indonesia Power membuktikan bahwa kedaulatan energi tak selalu lahir dari teknologi besar, tetapi dari tekad masyarakat desa.

“Kami ingin Curug Lawe Secepit bukan hanya indah dipandang, tetapi menjadi simbol energi berdaulat yang menguatkan Indonesia dari desa,” tutup Erwin. (Shodiqin)

Exit mobile version