30 C
Semarang
, 2 November 2025
spot_img

Dua Belas Hari Banjir Semarang Warga Rugi Jutaan Rupiah

Banjir Semarang menggenangi wilayah Gayamsari dan Genuk, menyebabkan kerugian besar bagi warga setempat.

SEMARANG, Jatengnews.id – Terhitung sudah 12 Banjir Semarang menggenangi berbagai wilayah seperti Kecamatan Gayamsari dan Genuk, Sabtu (1/11/2025). Dampaknya warga yang berprofesi sebagai pedang, mengalami kerugian hingga jutaan rupiah.

Nur Lailatul Uliyah (45) pemilik toko lampu di Jalan Raya Kaligawe, Tambakrejo, Gayamsari menyebutkan bahwa pada Sabtu sore ini banjir Semarang mengalami penurunan.

Baca juga : Banjir Semarang Makin Tinggi Puluhan SD Terdampak

“Sebelumnya kedalaman paling tinggi itu sampai perut, mungkin 90 sentimeter sampai masuk rumah,” ungkapnya saat ditemui Jatengnews.id

Saat ini, terpantau kondisi air sudah tidak masuk rumahnya dan diperkirakan kedalaman mencapai 10 hingga 30 sentimeter.

“Beberapa hari sebelumnya juga sempat surut, tapi hujan terus naik lagi, ini surutnya paling lumayan,” katanya.

Banjir Semarang ini, sangat berdampak ke dalam kehidupannya. Dari mulai perabotan rumah tangga yang elektronik pada rusak, masih ditambah kondisi toko tempat dirinya berjualan menjadi sepi.

“Saya buka terus tutup itu cuman Senin lalu. Tetap ada orang beli namun dibawah Rp 100 ribu, bahkan ada hari yang tanpa pembeli,” keluhnya.

Dalam omzet harian normalnya, Uul sapaan akrabnya, bisa meraup penghasilan kotor Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu dalam seharinya.

“Biasanya paling sepi Rp 300, ini sepi banget.Mungkin karena pada males juga kalau datang kesini banjir,” pikirnya.

Artinya, jika dihitung selama sehari rugi Rp 400 ribu, Uul terhitung selama 12 hari banjir Semarang Rp 4,8 juta rupiah.

Tak hanya, berdampak kepada usahanya. Uul mengaku, kondisi kesehatan anaknya juga ikut terganggu.

“Anak saya itu kemarin gatal-gatal dan diare baru semalem,” akunya.

Karena kondisi air yang menggenang lama, ia perkirakan menjadi salah satu penyebab anaknya terpengaruh kondisi kesehatannya.

“Ini airnya sudah berhari-hari muncul lumutnya juga,” keluhnya.

Saat ini, dirinya kebingungan apa yang bisa menyelamatkan keluarganya dari banjir.

“Jalan sudah ditinggikan hampir setiap tahun, tapi ini dampaknya rumahnya yang semakin turun,” paparnya.

“Rumah saya ini tahun 2014 tingginya 2 meter dari jalan, sekarang sudah tinggal 1 kilan (5 sentimeter) saja,” imbuhnya.

Ia berharap tidak ada hujan, namun jika hujan turun maka berpotensi air naik kembali.

Sementara, terpantau sekitar pukul 18.15 WIB Sabtu malam, Kota Semarang kembali di guyur hujan deras kembali.

Masih di Jalan Kaligawe Raya, terlihat Ali (54) yang tampak tak melakukan aktivitas pekerjaannya.

Setiap harinya, Ali mencari nafkah menjadi seorang penjual ayam goreng di Jalan Kaligawe. Namun selama banjir Semarang yang sudah menggenang 12  hari, ia terpaksa tutup dan tidak mendapatkan pemasukan.

“Saya aja libur dua minggu ini, itu warung saya itu jualan ayam goreng, pecel lele,” katanya sambil menunjuk tempat ia berjualan.

Menurut pengalamannya, ini banjir paling lama karena hingga 12 hari masih terdapat genangan.

“Biasanya tiga atau empat hari sudah surut,” ujarnya.

Kiranya dampak paling ia rasakan yakni perihal omzet jualannya.

“Saya itu biasanya bersih sehari itu bisa Rp 200 ribu,” sebutnya.

Baca juga : Agustina Maksimalkan Pompa Atasi Banjir Semarang

Jika dihitung selama banjir, Ali mengalami kerugian omzet sebanyak Rp 2.400.000. Saat ini, dirinya hanya berharap banjir bisa surut dan bisa bekerja kembali. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN