Beranda Daerah Festival Mangga Pemalang 2025 Angkat “Mangga Istana” ke Kancah Dunia

Festival Mangga Pemalang 2025 Angkat “Mangga Istana” ke Kancah Dunia

festival ini bukan sekadar ajang promosi buah unggulan, tetapi juga momentum untuk mengangkat ekonomi desa ke tingkat internasional.

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi ketika membuka Festival Mangga Pemalang 2025 (Foto:pemprov)

PEMALANG, Jatengnews.id – Desa Penggarit, Kabupaten Pemalang, kembali menjadi pusat perhatian lewat gelaran Festival Mangga Pemalang 2025, Sabtu (1/11/2025).

Desa yang dikenal sebagai sentra penghasil Mangga Istana itu sukses menggelar ajang dua tahunan yang menghadirkan nuansa ekonomi kreatif dan budaya lokal.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang hadir dalam acara tersebut menyebut, festival ini bukan sekadar ajang promosi buah unggulan, tetapi juga momentum untuk mengangkat ekonomi desa ke tingkat internasional.

Baca juga: Festival Tenis Profesor Digelar di Semarang, Pj Gubernur Jateng Ikuti Laga Eksibisi

“Hari ini kita melakukan Festival Mangga. Ini momentum nasional bahkan internasional. Setiap dua tahun sekali diadakan kegiatan ini,” kata Ahmad Luthfi.

Menurutnya, Festival Mangga menjadi bukti bahwa desa mampu menjadi motor penggerak ekonomi kreatif berbasis potensi lokal. Luthfi mengapresiasi inisiatif Pemerintah Desa Penggarit dan Pemkab Pemalang dalam menjaga serta mengembangkan budidaya Mangga Istana, yang kini sudah menembus pasar Singapura, Kanada, Amerika Serikat, dan Vietnam.

“Mangga Istana tidak hanya buah, tetapi bisa diolah menjadi keripik, tepung, dan produk lain yang menggerakkan ekonomi kreatif. Masyarakat bisa menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.

Selain ekonomi, festival juga memuat nilai budaya yang kuat. Salah satunya adalah tradisi arak-arakan pengantin mangga, menampilkan Mangga Wirasangka (pengantin pria) dan Mangga Arumanis (pengantin wanita) sebagai simbol asal-usul Mangga Istana—hasil persilangan dua varietas unggulan yang pernah dihadiahkan ke Istana Kepresidenan.

“Ada nguri-uri budayanya, yakni mangga Wirasangka dan Arumanis yang secara ritual dijadikan pengantin. Ini budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dikembangkan,” tutur Luthfi yang hadir bersama Bupati Pemalang Anom Widiyantoro.

Luthfi juga berharap festival tersebut bisa digelar setiap tahun, bukan dua tahun sekali seperti saat ini. Pemprov Jateng, katanya, siap mendukung penuh agar hal itu terwujud.

“Kalau setiap desa bisa mengembangkan potensi dan kearifan lokalnya, maka kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah pasti meningkat,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Penggarit Imam Wibowo menyebut tahun ini merupakan penyelenggaraan Festival Mangga ketiga. Ia menjelaskan, kegiatan ini berawal dari keprihatinan terhadap harga mangga yang sering anjlok saat panen raya.

Baca juga: Gubernur Jateng Minta Tindak Tegas Oknum yang Terbangkan Balon Udara

“Pada Festival Mangga 2022 lalu, transaksi mencapai Rp1,5 miliar dalam dua hari. Tahun ini kami berharap bisa jauh lebih tinggi dan membuat petani mangga semakin sejahtera,” ungkap Imam.

Desa Penggarit sendiri memiliki 11.000 pohon mangga, sementara di seluruh Kabupaten Pemalang tercatat 116.000 pohon. Setiap pohon mampu menghasilkan sekitar dua kuintal buah setiap musim.

“Mangga Istana dipetik dengan kematangan di atas 80% agar rasanya manis. Ada juga permintaan pasar dengan kematangan di bawah 80% untuk luar Jawa dan Eropa. Ke depan, kami juga kembangkan produk turunan agar ada diversifikasi pangan,” pungkas Imam.(02)

Exit mobile version