SEMARANG, Jatengnews.id – Lapangan Simpang Lima Semarang akhir pekan ini akan disulap menjadi panggung besar perayaan budaya. Pemerintah Kota Semarang menggelar Festival Wayang Semesta Volume 1 pada Jumat dan Sabtu, 7–8 November 2025, mengusung tema Semarang Semakin Hebat, Wayang Semakin Mendunia.
Festival ini menjadi upaya pemerintah kota untuk menghidupkan kembali tradisi wayang—warisan budaya tak benda UNESCO—sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif lokal. Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, mengatakan bahwa festival ini bukan hanya hiburan, melainkan ruang belajar dan kebanggaan budaya.
Baca juga : 120 Kelompok Kesenian Akan Ramaikan Festival Lima Gunung di Magelang
“Wayang bukan sekadar tontonan, tetapi tuntunan. Kami ingin menghadirkan ruang di mana masyarakat bisa menikmati, belajar, dan bangga terhadap budayanya sendiri,” ujar Agustina, Selasa (4/11/2025).
Selama dua hari penyelenggaraan, pengunjung akan disuguhi beragam pertunjukan dan kegiatan interaktif. Dari wayang klasik dan kontemporer, Parade Budaya, hingga Pasar UMKM yang menampilkan produk kriya, fesyen, dan kuliner khas Semarang. Ada pula Wayang Experience, zona edukatif di mana masyarakat dapat mencoba membatik, mengukir, hingga mewarnai topeng wayang.
Acara pembukaan akan menampilkan parade budaya, tari kolosal, serta peluncuran Patung Bima dan Srikandi sebagai simbol kekuatan dan keteladanan dalam kisah pewayangan. Malamnya, penonton akan disuguhkan pertunjukan “Pambuko: Awal Semesta dari Akar Tradisi Agung”, yang memadukan wayang orang dengan teknologi digital.
Hari kedua menjadi puncak festival. Ribuan anak akan tampil dalam Wayang Cilik, menandai upaya regenerasi pelaku seni. Malam harinya, kelompok legendaris Ngesti Pandawa akan menerima penghargaan Lifetime Achievement dari Pemkot Semarang atas dedikasinya melestarikan dunia pewayangan. Festival ditutup dengan Pagelaran Lintas Wayang bertajuk “Ekspresi: Wayang Masa Kini”, menghadirkan kolaborasi seniman lintas kota dan generasi.
Agustina menegaskan, Festival Wayang Semesta juga dimaksudkan untuk menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif di kota itu.
“Semarang punya warisan seni yang luar biasa. Menghidupkan panggung tradisi berarti membuka peluang bagi pelaku seni, UMKM, dan generasi muda kreatif. Budaya dan ekonomi bisa tumbuh bersama,” katanya.
Ia berharap festival ini tak sekadar menjadi tontonan tahunan, tapi menjadi momentum memperkuat identitas budaya.
“Wayang adalah jati diri bangsa. Saat generasi muda mengenalnya dengan bangga, kita sedang menjaga masa depan kita sendiri,” ujar Agustina.
Baca juga : Pagelaran Wayang Kulit di Blora Berlangsung Meriah
Festival Wayang Semesta terbuka untuk umum dan gratis. Pertunjukan akan dimulai setiap malam pukul 19.00 WIB di Lapangan Simpang Lima, pusat keramaian Kota Semarang. (03)
