SEMARANG, Jatengnews.id – Setelah pencarian intensif, seluruh korban musibah terseret arus sungai di Desa Getas, Kecamatan Singorojo, Kendal, akhirnya ditemukan.
Termasuk di antaranya almarhumah Nabila Yulian Dessi Pramesti, mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI) UIN Walisongo Semarang, yang sebelumnya masih dalam pencarian.
Kabar ditemukannya seluruh korban disambut haru oleh keluarga dan rekan-rekan korban. Tangis pecah di tengah rasa syukur dan kelegaan setelah proses panjang penuh doa dan kerja keras berbagai pihak berakhir.
Baca juga : Korban ke 6, Nabila Mahasiswa KKN UIN Walisongo Berhasil Ditemukan
Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Nizar, M.Ag., bersama jajaran pimpinan kampus melakukan takziah ke rumah duka para mahasiswa yang menjadi korban. Dalam suasana penuh haru, Prof. Nizar menyampaikan rasa kehilangan mendalam atas berpulangnya para mahasiswa yang sedang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
“Mereka bukan hanya mahasiswa, tapi pejuang pengabdian yang tulus. Mereka belajar, melayani, dan berbuat untuk masyarakat. Kehilangan mereka adalah kehilangan besar bagi kami semua,” ujar Prof. Nizar.
Salah satu yang dikunjungi adalah rumah duka M. Jibril Assyarafi, mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika (PMAT), yang dikenal aktif dan peduli sosial. Jibril memiliki cita-cita mendirikan TPQ bagi lansia serta program akta kelahiran untuk anak jalanan. “Jibril adalah sosok penuh semangat dan kepedulian. Insya Allah, amal dan cita-citanya akan kami teruskan,” lanjut Rektor.
Para mahasiswa KKN UIN Walisongo di Desa Getas diketahui tengah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, mulai dari pendampingan UMKM hingga edukasi literasi digital. Pengabdian mereka meninggalkan kesan mendalam bagi warga setempat.
“Anak-anak kami telah memberi teladan tentang arti sejati pengabdian. Mereka mungkin telah pergi, tapi semangat dan kebaikannya akan abadi,” tutup Prof. Nizar lirih.
Baca juga : Rektor UIN Walisongo Siapkan Pendampingan Korban KKN Kendal, Dua Mahasiswa Kembali Ditemukan Meninggal Dunia
Doa dan penghormatan terakhir terus mengalir bagi para mahasiswa terbaik itu, yang gugur saat mengabdi untuk negeri. (03)
