24 C
Semarang
, 13 November 2025
spot_img

FKDM Demak Perkuat Solidaritas dan Kewaspadaan Dini Hadapi Tantangan Daerah

Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat di Demak menggelar dialog untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan sosial.

DEMAK, Jatengnews.id – Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Demak menggelar Dialog dan Konsolidasi FKDM bersama Komunitas Demak di Aula Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Demak, Rabu (12/11/2025).

Kegiatan ini diikuti sekitar 50 peserta dari berbagai organisasi kemasyarakatan, komunitas lingkungan, dan lembaga sosial di Kabupaten Demak. Acara tersebut menjadi wadah sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman di wilayah setempat.

Baca juga : Video Polres Demak dan Dinas PU Perbaiki Jalan Rusak

Kepala Kesbangpol Demak, Kendarsih Iriani, melalui Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik, Muslihin, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat koordinasi antarunsur masyarakat dalam deteksi dini dan cegah dini potensi kerawanan sosial.

“Forum ini menjadi ruang penting untuk memperkuat solidaritas masyarakat dalam menghadapi berbagai tantangan sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Melalui sinergi ini, kita bisa menjaga stabilitas keamanan dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga ketertiban,” ujarnya.

Muslihin menambahkan, solidaritas masyarakat menjadi fondasi penting dalam membangun kekuatan bersama. Dengan keterlibatan aktif warga, komunitas dapat mengatasi krisis, memperkuat kesejahteraan, hingga meminimalkan konflik sosial di tengah keberagaman.

Sementara itu, Ketua FKDM Demak, Hasan Hamid, menegaskan bahwa FKDM tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan masyarakat dan organisasi di tingkat bawah.

“Kami menanti masukan dari berbagai pihak, terutama soal isu-isu yang berpotensi mengganggu kenyamanan dan kelangsungan ekonomi di Kabupaten Demak. Rekomendasi dari masyarakat akan kami teruskan kepada pihak berwenang untuk segera ditindaklanjuti,” kata Hasan.

Menurutnya, kewaspadaan dini mencakup berbagai hal, mulai dari antisipasi potensi kericuhan, kerusakan infrastruktur jalan, pohon tumbang, hingga isu lingkungan seperti rob dan pencemaran sungai.

Dalam forum tersebut, sejumlah perwakilan komunitas turut menyampaikan pandangannya. Nasikin, dari Yayasan Paralegal Pertiwi (YPP), menyoroti dampak pembangunan Tol Semarang–Demak yang dinilai belum diikuti penanganan rob secara serius.

“Rob semakin parah, saluran air banyak tertutup, bahkan limbah dari sungai Dukun makin mengganggu aktivitas ekonomi warga. Ini butuh perhatian dan data yang lebih valid,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Abdul Haris, dari Aliansi Masyarakat Peduli Rob dan Abrasi (Ampera).

“Tiga desa, yakni Purworejo, Morodemak, dan Margolinduk, kini setiap hari bergelut dengan air rob. Bantuan yang turun masih bersifat sementara. Kami butuh solusi terintegrasi dan grand design yang nyata, bukan tambal sulam,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Hasan Hamid menyebut bahwa persoalan rob telah masuk dalam perencanaan nasional, di antaranya pembangunan giant sea wall dan normalisasi sungai untuk memulihkan wilayah pesisir Demak.

Dari sisi lingkungan, Sodik dari Forum Demak Hijau menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian alam.

“Pemerintah, desa, dan masyarakat harus sama-sama sadar. Jangan membuang sampah sembarangan dan hindari penggunaan alat tangkap ikan yang merusak lingkungan,” tegasnya.

Baca juga : KKN UIN Walisongo Gandeng Dinas Perdagangan Demak Gelar Pelatihan Digital Marketing di Desa Waru

Kegiatan dialog dan konsolidasi ini diakhiri dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk memperkuat jejaring komunikasi antarorganisasi dan mempererat solidaritas dalam menjaga keamanan serta ketahanan sosial di Kabupaten Demak. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN