Kendal, JatengNews.id– Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kendal bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 85 Posko 8 UIN Walisongo menggelar Sosialisasi Kewaspadaan Dini di Balai Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo.
Kegiatan ini bertujuan menjaga stabilitas, keamanan, dan kesejahteraan wilayah Kendal.
Acara dihadiri langsung oleh Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari, S.E., M.M., serta melibatkan mahasiswa KKN yang turut membantu dalam bidang teknis, dokumentasi, dan koordinasi kegiatan.
Kolaborasi ini menunjukkan sinergi positif antara pemerintah daerah, masyarakat, dan akademisi dalam menjaga kondusifitas wilayah.
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hadiri Pembukaan Jambore Relawan Penanggulangan Bencana di Kendal
Koordinator Desa KKN-REG 85 Posko 8 Ngareanak, Nanda Muhammad Fauzi, menegaskan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam kewaspadaan dini non-fisik.
“Isu-isu seperti penyalahgunaan narkoba dan perpecahan sosial sangat relevan dengan peran kami. Mahasiswa KKN hadir untuk memfasilitasi komunikasi dan mengedukasi masyarakat agar partisipasi dalam pembangunan tidak menimbulkan benturan. Kondusifitas wilayah harus dijaga dari hulu, yaitu kesadaran individu,” ujar Fauzi.
Kepala Desa dan Camat Dorong Ketahanan Sosial dan Lingkungan
Kegiatan dibuka oleh Kepala Desa Ngareanak, Agung Widjaja, S.Sos., yang juga bertindak sebagai moderator. Ia menekankan pentingnya kebijakan bijak terhadap pembangunan di wilayah desa.
“Karena menggunakan tanah desa, ora sah sak senenge dewe (tidak boleh seenaknya sendiri),” ujarnya.
Sementara itu, Camat Singorojo, Candra Putra, S.H., M.H., mengapresiasi warga yang aktif menjaga lingkungan sehingga wilayah tetap aman dari bencana.
Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan menanam sayuran di pekarangan rumah serta menjaga semangat kerja bakti rutin.
Bupati Kendal: Kondusifitas Sosial Sama Pentingnya dengan Infrastruktur
Dalam sambutannya, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari menegaskan bahwa menjaga kondusifitas wilayah sama pentingnya dengan pembangunan infrastruktur.
“Untuk membangun daerah, kita tidak hanya bicara ekonomi dan infrastruktur, tapi juga menjaga kondusivitas sosial agar tidak timbul perpecahan akibat miskomunikasi,” tutur Bupati.
Beliau juga memastikan pembangunan jalan Sidomakmur–Kalirejo hingga Dusun Surak akan dilanjutkan pada 2026.

Selain itu, Bupati mendorong Desa Ngareanak untuk mengoptimalkan potensi lokal, seperti pengelolaan sampah dan pengembangan UMKM profesional guna meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD).
Aspirasi Warga: Dari TPS 3R hingga Program MBG
Sesi tanya jawab menjadi bagian paling dinamis dalam kegiatan ini, memperlihatkan komunikasi terbuka antara warga dan pemerintah.
- TPS 3R dan Ekonomi Kreatif
Ketua Karang Taruna Kecamatan sekaligus perangkat desa, Marzuki, mengusulkan pembangunan TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah) dan menjadikan Ngareanak sebagai desa wisata penyangga.
Bupati menyambut baik ide tersebut dan menawarkan program “Semanis Kamu” (Sekolah Mahir Bisnis Kewirausahaan Pemuda) sebagai dukungan bagi pengembangan UMKM.
2. Petani ‘Basah’ Tapi Belum ‘Kenyang’
Tokoh masyarakat Maryono menyampaikan keresahan peani yang belum memiliki lahan garapan.
Bupati menjelaskan, keterbatasan regulasi dan kepemilikan lahan yang dikelola Perhutani/PTPN menjadi kendala, namun berjanji akan mengoordinasikan aspirasi tersebut.
Terkait insentif RT/RW, Bupati menjelaskan bahwa regulasinya bukan kewenangan APBD Kabupaten, tetapi bisa diakomodasi melalui Dana Desa (DD).
3. Basecamp Remaja, KDRT, dan Program MBG
Perwakilan PKK, Ibu Sulis, menyoroti maraknya remaja luar daerah yang mabuk, masalah KDRT, dan kejelasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Bupati menanggapi dengan menegaskan pentingnya koordinasi lintas lembaga dan menyatakan bahwa program MBG merupakan program nasional di bawah pemerintah pusat.
Pemerintah Kabupaten akan terus menyampaikan aspirasi agar program berjalan sesuai prosedur.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol komitmen menjaga persatuan dan harmoni di tengah keberagaman.
Sosialisasi ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mahasiswa dalam menciptakan Kendal yang aman, tangguh, dan kondusif