SEMARANG, Jatengnews.id – Hujan di Jawa Tengah datang bersama risiko berlapis: jalan licin, angin kencang, hingga jarak pandang yang menurun drastis.
Oke Desiyanto, Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jateng menjelaskan bahwa banyak pengendara merasa cukup hanya bermodal jas hujan, padahal keselamatan di musim penghujan menuntut perlindungan lebih dari itu. Kuncinya bukan sekadar tidak basah, melainkan tetap terkendali dan terlihat di jalan.
Baca juga : Persiapan Matang Pemprov Jateng Menyongsong Musim Penghujan
Berikut tujuh perlengkapan yang sering diabaikan, namun sangat menentukan keselamatan saat berkendara di tengah hujan:
1. Jas Hujan Setelan Warna Terang
Lupakan ponco. Angin kuat di sejumlah wilayah Jateng membuat model itu rawan tersangkut rantai atau kendaraan lain. Pilih setelan baju-celana dengan warna cerah atau reflektor agar mudah terlihat.
2. Helm SNI dengan Visor Bening
Visor bening menjaga pandangan tetap jelas di kondisi minim cahaya. Pastikan bersih, tidak baret, dan lapisi anti-fog agar tidak mengembun.
3. Sepatu Boot Antiair (Bukan Sandal)
Sandal licin, mudah terlepas, dan tidak melindungi kaki. Gunakan sepatu boot atau tambahkan shoe cover untuk mencegah air merembes.
4. Sarung Tangan Waterproof
Tangan yang basah dan dingin membuat kontrol rem dan gas menurun. Sarung tangan tahan air menjaga kestabilan grip.
5. Kain Microfiber
Efektif menghapus kotoran, lumpur, dan cipratan oli pada visor dan spion tanpa menggores. Wajib ada saat visibilitas mendadak buruk.
6. Dry Bag atau Ziplock
Lindungi gadget, dompet, dan dokumen penting dari air. Tas antiair atau ziplock berlapis jadi penyelamat saat hujan tiba-tiba.
7. Bungee Cord (Tali Pengikat Barang)
Hujan dan angin bisa membuat barang bawaan bergeser. Bungee cord memastikan perlengkapan tetap aman di jok motor.
Baca juga : Musim Penghujan Panen Durian Menurun di Karanganyar
“Musim hujan menuntut adaptasi. Keselamatan bukan hanya soal kemampuan mengendalikan motor di jalan basah, tetapi juga kesiapan perlengkapan yang tepat,” ujarnya. (03)
