Beranda Daerah Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas Protes Barcode Solar Diblokir Tanpa Penjelasan

Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas Protes Barcode Solar Diblokir Tanpa Penjelasan

Rizal menambahkan bahwa pihaknya menginginkan klarifikasi terbuka agar nomor barcode yang diblokir bisa dicek bersama.

Peserta Muskercab DPC Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas (Foto:ist)

SEMARANG, Jatengnews.id  – DPC Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas menyuarakan keresahan anggotanya terkait pemblokiran ID barcode solar subsidi yang dialami sejumlah sopir truk sampai saat ini.

Ketua Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas, Rizal Yosianto, mengungkapkan banyak sopir tiba-tiba tidak bisa mengakses solar subsidi lantaran barcode mereka berstatus “diduga pelangsir” tanpa penjelasan detail dari Pertamina.

Baca juga: Rizal Yosianto Terpilih Ketua DPC Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas, Soroti Digitalisasi dan ODOL

“Beberapa barcode solar subsidi milik anggota sudah terblokir. Kami sudah dua kali audiensi dengan Satgas Pertamina, tetapi data yang diberikan hanya berupa status ‘diduga pelangsir’. Itu yang membuat kami kesulitan,” ujar Rizal, Rabu (3/12/2025) di Muskercab DPC Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas.

Rizal menambahkan bahwa pihaknya menginginkan klarifikasi terbuka agar nomor barcode yang diblokir bisa dicek bersama.

Namun, mekanisme pemulihan kini dianggap lebih rumit karena penyampaian keberatan harus melalui email resmi Pertamina 135, berbeda dengan prosedur sebelumnya yang bisa dilakukan secara kolektif.

“Nomor-nomor anggota yang terblokir ingin kami klarifikasi. Dulu bisa kolektif, sekarang harus lewat email dan belum ada solusi sampai sekarang. Padahal solar subsidi ini sangat penting bagi usaha kami,” tegasnya.

Menurut Rizal, kebutuhan solar sopir truk di pelabuhan rata-rata mencapai 200 liter per hari, terutama untuk perjalanan jauh. Ketika barcode diblokir, para sopir terpaksa mencari alternatif agar kendaraan tetap bisa beroperasi.

Ketua Dewan Penasihat Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Putut Sutopo, menilai persoalan barcode solar subsidi harus menjadi bahan evaluasi serius.

Putut  menilai kondisi ini membuat pengusaha angkutan harus menggunakan Dexlite, yang harganya lebih tinggi dan menambah beban biaya logistik.

Baca juga: Organda Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Gelar Muscab, Persiapan Pemilihan Ketua Baru Periode 2024-2029

“Solar subsidi sekarang sulit didapat. Akhirnya harus pakai Dexlite, dan kalau pakai Dexlite pasti pengusaha rugi. Biayanya naik,” ujar Putut.

Sedangkan Plt Kadis Perhubungan Kota Semarang M Khadik mengatakan siap memfasilitasi keluhan dari para anggota Organda Khusus Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

“Kita siap memfasilitasi permasalahan yang dialami Organda sambil mencari solusi yang terbaik,” kata Khadik.

Khadik mengakui, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sudah menjadi salah satu lalu lintas ekonomi yang penting di Jawa Tengah. (02)

Exit mobile version