27.2 C
Semarang
, 4 Desember 2025
spot_img

Hadapi Alih Fungsi Lahan, Sumanto Ajak Petani Tak Jual Sawah

Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto mengimbau petani untuk tidak menjual lahan sawah demi ketahanan pangan nasional.

KARANGANYAR, Jatengnews.id – Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto menyampaikan imbauan tegas kepada para petani agar tidak menjual lahan sawahnya.

Menurutnya, gelombang alih fungsi lahan pertanian yang terjadi belakangan ini dapat berdampak serius terhadap produksi pangan nasional dan berpotensi menimbulkan krisis pangan.

Baca juga : Lebih Efisien Sumanto Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik

Pesan tersebut disampaikan Sumanto saat bertemu ratusan petani anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Dalam dialog tersebut, ia menekankan bahwa pertanian justru memiliki prospek cerah ke depan, seiring tren kenaikan harga pangan.

“Sekarang harga gabah sudah mencapai Rp7.000 per kilogram. Jika dulu saat harga Rp4.000 panjenengan tetap menggarap sawah, saat ini semangat harus lebih besar lagi,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Dari perhitungannya, sekali panen petani bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp16 juta, sementara biaya produksi—mulai bibit, pupuk hingga perawatan—sekitar Rp5 juta. Kondisi ini menunjukkan bahwa usaha tani semakin memberikan keuntungan dibanding beberapa tahun sebelumnya.

Petani di Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, belum lama ini. (Foto : Dok DRPD Jateng)
Ketua DPRD Jateng Sumanto saat bersilaturahmi dengan para petani di Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, belum lama ini. (Foto : Dok DRPD Jateng)

Karena itu, Sumanto menilai keputusan menjual sawah hanya memberikan keuntungan sesaat. Di sisi lain, petani justru bisa kehilangan sumber pendapatan jangka panjang. Ia mendorong agar lahan pertanian dijaga, bahkan diwariskan kepada generasi berikutnya.

“Di Jetis masih ada sekitar 127 hektare lahan pertanian. Tolong jangan dijual. Kalau memungkinkan, beli lagi agar bisa diwariskan ke anak cucu. Jangan sampai anaknya semuanya jadi pegawai dan sawahnya hilang,” kata mantan Ketua DPRD Karanganyar itu.

Sumanto juga memaparkan kondisi petani di Jawa Tengah. Dari sekitar 3 juta petani, sebagian besar hanya memiliki lahan di bawah 500 meter persegi. Berbeda dengan Jawa Barat dan Jawa Timur yang rata-rata petaninya memiliki lahan lebih luas.

“Luas lahan yang sempit ini menjadi tantangan besar. Kalau Jateng ingin tetap menjadi lumbung pangan nasional, perlu terobosan dalam penanganan sektor pertanian,” jelasnya.

Ia menambahkan, kepemilikan lahan yang minim turut berpengaruh terhadap tingginya angka kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah.

Kepala Desa Jetis, Nur Wibowo, yang hadir dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa hasil panen padi di desanya pada musim ini cukup memuaskan. Ditambah harga beras yang terus meningkat, ia berharap kesejahteraan petani juga ikut terdorong.

Baca juga : Sumanto Ajak Anggota Dewan Terus Profesional dan Berintegritas

“Alhamdulillah, panen tahun ini bagus, apalagi musim hujan sudah datang. Mudah-mudahan harga beras yang tinggi bisa meningkatkan pendapatan petani dan memotivasi mereka untuk terus bertani,” tuturnya. (ADV)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN