SOLO, Jatengnews.id – Manajemen Bajaj Maxride melakukan audiensi dengan Dinas Perhubungan Kota Solo sebagai langkah awal sebelum memperluas layanan transportasi berbasis aplikasi di Kota Bengawan.
General Manager Bajaj Maxride, Antonio Gratiano, menyampaikan bahwa Maxride telah memberikan dampak sosial signifikan di kota yang lebih dulu mereka layani, seperti Makassar, Medan, dan Yogyakarta.
Baca juga: Dishub Semarang Larang Operasional Bajaj Online
“Di berbagai kota, ribuan tenaga kerja lokal telah bergabung sebagai mitra pengemudi. Banyak yang bisa memperoleh pendapatan stabil hingga ratusan ribu rupiah per hari,” ujar Antonio.
Ia berharap kehadiran Maxride dapat membantu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Solo yang pada Agustus 2024 tercatat 4,61 persen atau sekitar 13.200 jiwa.
Antonio menegaskan bahwa Maxride akan berperan sebagai moda transportasi penghubung (feeder) yang melengkapi jaringan transportasi publik yang ada.
“Dengan tarif terjangkau dan armada yang bisa beroperasi dalam segala cuaca, Maxride bisa menjadi pilihan baru yang aman dan nyaman bagi masyarakat,” jelasnya.
Maxride akan mengoperasikan unit modern Bajaj RE yang dibekali mesin 4 langkah berteknologi DTSI, kabin lebih luas, serta audio MP3 dan radio untuk kenyamanan penumpang.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, Taufiq Muhammad, menyambut baik rencana ekspansi tersebut.
Baca juga: Bajaj Online Hadir di Semarang, Alternatif Transportasi Unik dan Ramah Kantong
“Kami mendukung investasi yang masuk ke Kota Solo. Maxride dapat melanjutkan operasional selama mematuhi aturan yang berlaku,” tegasnya.
Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran, Yulianto Nugroho, menambahkan bahwa pihaknya siap memfasilitasi komunikasi Maxride dengan komunitas pengemudi transportasi online dan pengemudi Becak Listrik demi menjaga harmoni di lapangan.(02)



