25 C
Semarang
, 11 Desember 2025
spot_img

Tiga Bersaudara di Singapura Cari Susilowati, Mantan TKW Asal Jawa Tengah yang Hilang Kontak 15 Tahun

Komunikasi terakhir dengan perempuan yang akrab disapa Mbak Wati itu terputus sejak awal pandemi COVID-19, membuat mereka berupaya menemukan sosok yang mereka anggap sebagai “ibu kedua”.

SEMARANG, Jatengnews.id  — Tiga bersaudara di Singapura tengah mencari Susilowati, mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Jawa Tengah yang pernah mengasuh mereka selama 16 tahun.

Komunikasi terakhir dengan perempuan yang akrab disapa Mbak Wati itu terputus sejak awal pandemi COVID-19, membuat mereka berupaya menemukan sosok yang mereka anggap sebagai “ibu kedua”.

Susilowati mulai bekerja di keluarga tersebut pada 1994, tahun kelahiran Willie. Ia tinggal bersama mereka dan merawat tiga anak—Samuel, Willie, dan Felicia—hingga kembali ke Indonesia pada 2010, ketika Felicia masih berusia 12 tahun.

Baca juga: KKN UPGRIS Ramaikan Expo KKN Tematik 2025: Lestarikan Budaya dan Dukung UMKM Lokal

“Beliau benar-benar seperti ibu kedua bagi kami,” ujar Samuel (35) melalui rekaman video yang dikirimkan kepada Jatengnews.id.

“Beliau mengasuh kami sejak kecil, memasak, membersihkan rumah, dan selalu ada untuk kami.”

Samuel mengatakan hubungan mereka jauh melampaui ikatan antara majikan dan pekerja.

“Saya selalu bilang pada teman-teman, keluarga kami ada enam orang, termasuk Mbak Wati,” ucapnya.

Selama hampir satu dekade setelah Wati pulang, komunikasi masih berjalan lewat telepon. Namun pada awal pandemi, nomor yang digunakan Wati mendadak tidak aktif.

“Kami mencoba menelepon, tapi tidak pernah diangkat. Pernah ada yang mengangkat, tetapi langsung terputus,” kata Samuel.

“Mungkin beliau pindah atau terjadi sesuatu saat Covid. Kami tidak tahu,’’tambahnya.

Hingga kini, ketiga bersaudara itu tidak memiliki alamat rumah Wati. Informasi yang mereka dapat hanya menyebutkan kemungkinan ia berasal dari Pati atau tinggal di Semarang.

Dalam percakapan terakhir, Wati menyampaikan sebuah janji, ia akan datang ke Singapura jika salah satu anak yang diasuhnya menikah. Kini, janji itu kembali teringat karena Samuel akan menikah pada 2026.

“Kami ingin menepati janji itu dan mengundang beliau datang. Beliau melihat kami tumbuh besar,” kata Felicia.

“Kalau tidak bisa ke Singapura, kami bersedia datang ke Semarang untuk menemuinya,’’tambahnya.

Felicia masih menyimpan beberapa barang yang ditinggalkan Wati, seperti kain sarung dan cangkir favoritnya.

“Saya ingin menunjukkannya ketika kami bertemu nanti,” ujarnya.

Upaya pencarian melalui media sosial telah dilakukan, tetapi belum menghasilkan petunjuk berarti. Meski demikian, harapan mereka tak pernah padam.

Baca juga: Peroleh 121 Juta Dana Santunan, Desa Rowosari Libatkan Mahasiswa KKN UIN Walisongo Dalam Santunan Anak Yatim

“Kami ingin duduk bersama lagi, bercerita, mengucapkan terima kasih, dan memeluk beliau,” tutur Samuel perlahan.

“Beliau adalah rumah bagi kami,” tambah Felicia.

Masyarakat yang memiliki informasi mengenai Susilowati, diperkirakan berusia lebih dari 60 tahun, bekerja di Singapura pada 1994–2010, dan berasal dari Pati atau Semarang, dimohon menghubungi keluarga melalui akun Instagram @cari.wati.“Kami merindukan beliau. Kami ingin menepati janji itu,” ujar Samuel.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN