31.4 C
Semarang
, 6 May 2025
spot_img

Cerita DnD Craft Purbalingga Tembus Pasar Internasional dengan Karya Ramah Lingkungan

Berkat kegigihan dan kerja keras serta kreativitas membawa brand DnD Craft saat ini tembus pasar global. Seperti di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Vietnam dan lainnya.

Purbalingga, Jatengnews.id – Kreativitas adalah kunci. Begitu yang terbesit ketika mendengar DnD Craft, sebuah brand penghasil karya home decor dan kerajinan tangan dari Kabupaten Purbalingga,  Jawa Tengah.

Berkat kegigihan dan kerja keras serta kreativitas membawa brand DnD Craft saat ini tembus pasar global. Seperti di Korea Selatan, Malaysia, Thailand dan lainnya.

Suhendi (48) tahun, warga Desa Majatengah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah adalah pemilik DnD Craft yang didirikan sekitar sembilan tahun lalu.

Pengalaman selama 17 tahun di industri furniture mengantarkannya pada gagasan besar menghasilkan karya yang lebih bernilai dari sekadar furniture.

Baca juga: Menumbuhkan Ekonomi Kreatif Melalui Batik Lasem yang Mendunia

Selama 17 tahun, Suhendi bekerja di perusahaan furniture di Solo, tak jauh dari workhsop furniture Joko Widodo, presiden ke-7 Republik Indonesia.

Karya DnD Craft dipamerkan di Pameran UMKM di Mal Paragon Semarang, 1-5 Mei 2025. (Foto: Dok/DnD Craft)

Pengalaman di berbagai bidang, mulai bidang produksi hingga marketing, mengantarkannya pada visi menghasilkan karya yang bernilai ekonomi dan efisiensi yang lebih tinggi.

Selain itu, naluri kesenimanannya juga mengalir dari darah seni keluarga di Cirebon Jawa Barat. Ia, lahir dari lingkungan yang kental nuansa seni.

Manfaatkan Limbah Kayu

Kampung tempat kelahirannya merupakan sentra seni kriya. Ada yang pembatik, ada pula yang menghasilkan kerajinan tangan dari berbagai bahan baku. Perpaduan bakat alami dan pengalaman di dunia industri furniture itulah yang menggerakkannya pada gagasan besar membangun DnD Craft.

Ia melihat limbah kayu dan bahan alam lainnya bisa bernilai tinggi jika diolah dengan ide kreatif. Visinya itu yang kemudian melahirkan gagasan membangun DnD Craft.

“Saya melihat banyak sekali bahan yang tak terpakai, yang semula hanya untuk kayu bakar yang bisa dimanfaatkan menjadi produk yang lebih bernilai,” kata Suhendi kepada Jatengnews.id melalui sambungan telepon karena sedang mengikuti pameran di Mall Paragon Semarang,  Senin (5/5/2025).

Pada 2016, Suhendi kemudian memutuskan berhenti dari perusahaan furniture di Solo dan pulang ke Kemangkon, Purbalingga. Di Purbalingga ia mendirikan DnD Craft.

Salah satu pekerja yang membantu produksi DnD Craft di Desa Majatengah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. (Foto: dok)

Pada mulanya, ia melatih lima pemuda desa dengan keterampilan mengolah kayu. Ia fokus pada karya untuk dekorasi interior dan kerajinan tangan lain.

“Waktu itu membuat home decor dari ranting kayu jati dan box hampers,” ujarnya.

Suhendi memanfaatkan media sosial seperti Instagram, TikTok dan lainnya untuk mempromosikan karya-karyanya. Dari jejaring media sosial ini bahkan dibantu para reseller, ia mendapat pesanan dari berbagai rekanan di kota-kota besar seperti Surabaya, Bandung, dan Jakarta.

“Kebanyakan permintaan home decor dan craft seperti boks hampers dari kayu di pusat oleh-oleh,” katanya.

Selain media sosial, DnD Craft juga kerap lolos kurasi di ajang pameran kerajinan tangan bergengsi atau Internasional. INA Craft satu di antaranya.

Pameran Internasional

Namun yang paling mengesankan ialah ketika ia lolos kurasi di pameran kerajinan di Seoul, Korea Selatan. Di ajang ini, ia mendapat pembeli skala besar. Namun karena keterbatasan kapasitas produksi, permintaan itu tak ia penuhi.

Kini, DnD Craft fokus melebarkan sayap ke kota kota besar lain. Ini merupakan langkah maju menuju pasar global yang akan dicapai tahap demi tahap.

Stand DnD Craft ketika mengikuti pameran di Korea Selatan tahun 2019 yang lalu. (Foto: Dok/DnD Craft)

Inovasi karya pun dilakukan agar bisa diterima di pasar internasional. DnD kini mengembangkan karya dari batok kelapa menjadi berbagai karya, tak hanya untuk keperluan home decor tetapi juga fashion.

“Kami mulai mengembangkan tas dari batok kelapa,” ucapnya.

Baca juga: Pemprov Jateng Dorong Peningkatan Implementasi Ekonomi Sirkular

Tas ini dibuat dengan kombinasi bahan resin. Pecahan batik yang telah diproses disusun membentuk pola acak lalu dituangkan resin transparan.

Hasilnya menjadi bahan baru yang estetik. Kilauan bak kaca dengan pola acak batok kelapa. Untuk membuat tas, bahan itu dikombinasikan dengan kayu jati yang kokoh. Jadilah tas yang indah, kokoh, dan ramah lingkungan.

“Harganya mulai dari Rp 600 ribu sampai satu jutaan,” tuturnya.

(Kanan) Suhendi (48) tahun pendiri DnD Craft asal Purbalingga saat berfoto bersama dengan pelanggan. (Foto: dok)

Inovasinya juga bergerak mengikuti tren pasar. Satu di antara tren ke depan ialah panel dinding dari kayu jati. Ini menjadi salah satu karya yang akan dikembangkan kedepan.

Tak hanya meningkatkan nilai, karya-karya DnD Craft juga dibuat dari limbah kayu dan bahan lain yang mengokohkan komitmennya pada kelestarian lingkungan.

Tak salah kiranya jika menyimpulkan kreativitas adalah kunci bagi DnD Craft untuk menghasilkan karya yang estetik, bernilai tinggi, dan ramah lingkungan. (ADV-01).

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN