28 C
Semarang
, 23 May 2025
spot_img

Jelang Idul Adha, Taj Yasin Dorong ‘’Kang Jalal’’ untuk Sembelih Halal

Semarang, Jatengnews.id – Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen minta pemerintah daerah untuk memperhatikan kualitas hewan kurban jelang Idul Adha 2025.

Apalagi saat ini Jawa Tengah merupakan salah satu lumbung daging yang akan menjadi pemasok ke luar daerah, termasuk daerah di luar Pulau Jawa.

Taj Yasin menambahkan hewan kurban diperuntukkan ibadah. Oleh karenanya harus dipastikan tempat dan penyembelihnya adalah orang yang mengetahui hukum agama, atau bahkan sudah mengantongi sertifikat juru sembelih halal atau tukang sembelih halal (Kang Jalal).

Baca juga: Wakil Gubernur Taj Yasin Sebut Idulfitri Momentum Saling Mengingatkan

“Karena qurban ini adalah ibadah, sehingga ibadahnya bisa diterima dan dagingnya dinikmati oleh masyarakat, saya harapkan betul betul diperhatikan Kesehatan hewan yang ada di tengah masyarakat,” ujarnya, usai membuka Talkshow Teja Ungu (Ternak Jawa Tengah Urip Lan Nguripi)” dengan Tema Mewujudkan Hewan Kurban yang Aman,Sehat, Utuh dan Halal(ASUH) di Jawa Tengah dan Pelatihan Tukang Jagal Halal (Kang Jalal) di Studio Kalipancur Central Park, Semarang, Kamis (22/05/2025).

Dalam sambutannya, Wagub memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan pelatihan Kang Jalal, sebagai upaya mewujudkan program pertumbuhan ekonomi hijau di Jawa Tengah, yang di dalamnya ada ekonomi halal. Usai mendapatkan sertifikasi Kang Jalal, juru sembelih dapat langsung praktek dan bisa bekerja di Rumah Pemotongan Hewan.

Melalui pelatihan tukang jagal bersertifikat halal, katanya, masyarakat Jawa Tengah akan mendapatkan kenyamanan dan ketenangan ketika membeli daging ternak. Terlebih, saat ini menjelang pelaksanaan Idul Adha, Jawa Tengah yang menjadi lumbung daging di Indonesia harus memastikan hewan yang tersedia benar-benar memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah.

Meskipun permintaan tinggi, namun Jateng boleh lega dikarenakan produksi ternak mencukupi untuk kebutuhan masyarakat, bahkan mengalami surplus.

Tercatat, qurban yang dibutuhkan pada tahun 2025, mengacu pada tahun-tahun sebelumnya, sebanyak 547 ribu ekor, terdiri dari 150 ribuan sapi, tiga ribuan kerbau, dan 290 ribuan kambing, serta 102 ribuan domba.

Sedangkan ketersediaan hewan ternak untuk qurban di Jateng surplus dengan jumlah total sekitar 1,5 juta ekor.

“Produksi di Jawa Tengah bukan hanya untuk Jateng, tetapi juga masyarakat Indonesia secara luas. Karena akan dikirim ke provinsi lain, ada tanggung jawab besar sehingga jaminan halal ini sangat diperlukan,” ujarnya.

Sedangkan Ketua Juru Sembelih Halal (Juleha) Jawa Tengah, Eri Gunarto mengatakan, pelatihan Kang Jalal merupakan pelatihan untuk memperoleh juru sembelih yang professional baik di dalam maupun luar negeri. Juleha asal Jawa Tengah bahkan sudah ada yang dikirim ke luar negeri karena permintaan juru sembelih halal di luar negeri. “Sudah ada beberapa kader kami yang dikirim ke Polandia, dan New Zealand,” ujarnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah Supriyanto mengatakan, Kang Jalal merupakan embrio Juru Sembelih Halal (Juleha) di Jawa Tengah, yang dilindungi oleh Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 147 Tahun 2022.

Sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh Kang Jalal, antara lain jumlah hewan yang pernah dipotong, dan siap melaksanakan tugas sebagai tukang jagal.

“Kang Jalal bisa bekerja di rumah pemotongan hewan, dan juga memiliki hak untuk memasang plang juru sembelih halal,” ujarnya.

Menjelang pelaksanaan Idul Adha, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah melakukan sejumlah Langkah, pertama, memberikan dorongan kepada pengawasan lalu lintas ternak di beberapa titik dengan menyediakan hewan korban yang sehat.

“Hewan yang terkena penyakit jelas tidak masuk dalam sarat sah hewan kurban,” tandasnya.

Disampaikan, kejadian penyakit mulut dan kuku (PMK) ternak yang terjadi beberapa Waktu lalu telah menekan psikologis peternak dan calon pembeli. Oleh karenanya, dia menegaskan, jika PMK tidak menular pada manusia dan bukan zoonosis, yang menular pada manusia.

Baca juga: Wakil Gubernur Taj Yasin Resmikan Gedung Serbaguna SMAN 1 Gebog Kudus

Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjauhkan hewan yang baru datang dengan hewan yang lama di dalam kandang. Petugas diminta untuk melakukan hal itu, dikarenakan hewan yang baru datang biasanya memiliki kualitas baik dan vaksinnya lengkap, sehingga harus hati-hati dan dipisah dengan hewan yang lama di dalam kandang.

“Untuk menjaga kehati-hatian hewan yang baru datang jangan didekatkan dengan yang di dalam kandang,” terangnya.

Pesan kedua yang disampaikan, pada saat pemotongan hewan qurban, sebelum dan sesudah penyembelihan, hewan hendaknya dilihat hatinya harus bersih dari cacing. Meskipun jika kena suhu tinggi akan mati, namun untuk menjaga kebaikan, lebih baik hati yang ada cacingnya, dimusnahkan.

“Semoga pedagang dan peternak sapi sudah antisipasi dengan disuntik dan diberikan obat cacing,” pungkasnya. (02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN