30.4 C
Semarang
, 12 Juli 2025
spot_img

Tingkatkan Ekonomi Lokal, Sumanto Dukung Petani Nglurah Ekspor Tanaman Hias

Sumanto mencatat bahwa sekitar 90 persen warga Desa Nglurah menggantungkan pendapatannya dari penjualan tanaman hias.

KARANGANYAR, Jatengnews.id – Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto, mendorong para petani di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, untuk serius menggarap potensi tanaman hias dan menembus pasar ekspor internasional.

Dorongan ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Petani Tanaman Hias di Pendopo Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, belum lama ini.

Baca juga : Ketua DPRD Jateng Sumanto Sebut Keberhasilan Pembangunan Desa Dipengaruhi Partisipasi Masyarakat

Menurut Sumanto, kawasan Nglurah memiliki potensi besar dalam budidaya tanaman hias seperti Anggrek, Aglonema, dan Monstera, yang telah menjadi komoditas unggulan lokal.

Ia menyebut beberapa petani sudah berhasil mengekspor tanaman hias ke luar negeri dan mendapatkan keuntungan berlipat. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga kualitas karena negara tujuan ekspor menerapkan standar yang ketat.

“Kualitas tanaman hias harus benar-benar bagus, karena untuk masuk ke pasar ekspor ada banyak persyaratan. Di luar negeri pengawasannya sangat ketat,” ujar Sumanto, yang juga mantan Ketua DPRD Karanganyar.

Ketua DPRD Jateng Sumanto saat menjadi narasumber Sarasehan Petani Tanaman Hias Lingkungan Nglurah, belum lama ini. (Foto : Dok DPRD Jateng)

Sumanto mencatat bahwa sekitar 90 persen warga Desa Nglurah menggantungkan pendapatannya dari penjualan tanaman hias. Namun, ia menyayangkan bahwa pasar domestik saat ini tengah lesu. Oleh karena itu, ia mengajak petani membuka peluang baru melalui ekspor tanaman hias, yang dinilainya memiliki prospek cerah di pasar global.

“Tanaman hias bisa menjadi sumber pendapatan menjanjikan karena membutuhkan modal relatif kecil. Tidak seperti peternakan atau perkebunan yang memerlukan investasi besar dan risiko tinggi,” jelasnya.

Salah satu tantangan yang dihadapi petani adalah belum adanya fasilitas karantina tanaman hias. Menurut Sumanto, keberadaan fasilitas ini penting untuk menjaga kualitas dan kelayakan tanaman sebelum dikirim ke luar negeri. Ia juga mendorong Desa Nglurah untuk dikembangkan menjadi desa wisata hortikultura, mengingat wilayah Tawangmangu sudah dikenal luas sebagai destinasi wisata unggulan.

“Desa Nglurah punya potensi besar sebagai sentra wisata tanaman hias, seiring banyaknya wisatawan yang datang ke Tawangmangu. Ini peluang untuk meningkatkan pendapatan warga,” tambahnya.

Eko Pujianto, anggota DPRD Karanganyar, turut mengapresiasi inisiatif Sumanto yang dinilai konsisten mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi masyarakat desa.

Sementara itu, Irsan Nuhantoro dari Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jateng mengungkap potensi tanaman hias di Desa Nglurah sangat besar. Ia mengajak warga membangun screenhouse atau tempat karantina mandiri dan membuka pasar ekspor.

“Menjamin kualitas tanaman hias ini terkait kepercayaan. Trust pembeli harus dijaga. Untuk tanaman hias yang dikirim, semut saja nggak boleh masuk,” paparnya.

Menurutnya, harga komoditas tanaman di luar negeri bisa berlipat-lipat. Ia mencontohkan, harga jahe di Jepang bisa mencapai Rp350 ribu per kilogram. Sedangkan harga manggis di Australia mencapai Rp450 ribu per kilogram.

Pihaknya juga siap membantu para petani dalam pengurusan administrasi keperluan ekspor. Selain itu untuk mengedukasi hal yang berkaitan dengan tanaman hias.

Baca juga : Ketua DPRD Jateng Sumanto Hormati Gugatan Mengenai Kondisi Lingkungan Sekitar PLTU Jepara

“Kami bekerjasama dengan para petani yang akan mengekspor tanaman hiasnya ke luar negeri. Nantinya diberikan pendampingan secara detil, mulai dari awal packing hingga proses shipping pengiriman. Termasuk, menghindari penyakit yang potensi menjangkit pada tanaman hias,” jelasnya. (ADV-03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN