DEMAK, Jatengnews.id – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menunjukkan komitmennya dalam memuliakan para penghafal Al-Qur’an.
Lewat program Pesantren Obah, sebanyak 12 santri hafidz dari Pondok Pesantren Darus Salam, Ngemplak, Jleper, Mijen, Demak menerima bisyaroh atau insentif, Senin (11/8/2025).
Program ini menjadi bagian dari rangkaian acara Haflah Khotmil Qur’an ke-40, Maulid Nabi Muhammad SAW, serta Haul ke-38 KH. Siroj bin KH. Hasan.
Baca juga: Wakil Gubernur Jateng Dorong Beberapa Pihak Wujudkan Pesantren Ramah Anak
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau akrab disapa Gus Yasin, hadir langsung untuk menyerahkan apresiasi tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya mendekatkan diri pada Al-Qur’an dan menjadikannya pedoman utama dalam hidup.
“Pemerintah ingin mendapat barokah dari para penghafal Al-Qur’an. Dengan begitu, insyaAllah kami bisa terus membangun dan menyejahterakan masyarakat,” ujar Gus Yasin di hadapan para santri dan tokoh masyarakat.
Gus Yasin juga menyampaikan pesan mendalam kepada para santri agar tidak berhenti belajar meskipun telah menyelesaikan hafalan mereka.
“Yang bisa mewarisi (ilmu) adalah mereka yang memiliki Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai sebab takut kepada Allah. Jadikan Al-Qur’an sebagai imam, bukan sekadar wahyu yang dihafal,” tuturnya dalam tausiyah.
Program Pesantren Obah merupakan inovasi Pemprov Jateng yang bertujuan memperkuat ekosistem pesantren dan santri. Selain pemberian bisyaroh bagi hafidz, program ini juga mencakup yakni, beasiswa santri kuliah ke dalam dan luar negeri (Mesir, Jerman, Korea, Jepang, Australia) dengan target implementasi pada 2026.
Baca juga: Wakil Gubernur Taj Yasin Peringati Tahun Baru Islam, Ajak Warga Minum Susu
Seleksi beasiswa melibatkan alumni santri luar negeri dan 40 kampus di Indonesia. Penguatan lembaga pesantren melalui tambahan dana pengembangan dan kolaborasi lintas ormas seperti NU, Muhammadiyah, dan SGN.
Melalui program ini, Pemprov berharap dapat membuka akses pendidikan lebih luas bagi santri serta membentuk generasi yang berilmu dan berakhlak mulia.
“Pesantren Obah bukan hanya soal insentif. Ini adalah bentuk penghormatan kami pada ilmu, pada Qur’an, dan pada para penjaganya,” tegas Gus Yasin.(02)