SEMARANG, Jatengnews.id – Suasana halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (20/8/2025), begitu riuh. Deretan stan penuh warna memamerkan batik, tenun, kerajinan kayu, hingga kuliner khas.
Di antara keramaian itu, Siti Rohmah, seorang pengrajin batik asal Batang, tampak sibuk melipat kain bermotif mega mendung hasil karyanya. Matanya berbinar ketika pengunjung mulai mampir dan menanyakan harga.
“Senang sekali bisa ikut pameran ini. Produk kami jadi dilihat orang banyak, tidak hanya di Batang saja. Siapa tahu ada yang cocok, bisa kerja sama lebih lanjut,” kata Siti dengan senyum bangga.
Baca juga : Opening Ceremony HUT Jateng ke-80 Meriah Gubernur Ahmad Luthfi Suarakan Jateng Mapan dan Tumbuh
Setiap kain batik yang dibawa Siti bukan sekadar lembaran wastra. Ia bercerita bahwa motif-motif yang ditampilkan memiliki filosofi tentang keseimbangan hidup dan semangat gotong royong masyarakat pesisir. “Batik ini bukan hanya pakaian, tapi juga cerita tentang siapa kita,” ujarnya.
Hal serupa juga terasa di stan tenun Jepara. Benang-benang berwarna yang dirangkai dengan telaten menjadi kain indah, memperlihatkan kesabaran sekaligus dedikasi pengrajin.
Ketua Dekranasda Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, menyebut bahwa pameran UMKM kali ini memang dirancang bukan hanya untuk memamerkan produk, tetapi juga mempertemukan pengrajin dengan pasar.
“Harapannya, ini tidak sekadar pameran. Melalui business matching, buyer bisa langsung melihat potensi produk UMKM kita dari 35 kabupaten/kota,” ujarnya.
Bagi para pengrajin, kesempatan bertemu langsung dengan calon pembeli besar adalah hal yang berharga. Namun lebih dari itu, mereka bisa menceritakan makna di balik produk yang mereka buat.
“Produk UMKM bukan sekadar barang dagangan. Ada nilai budaya, ada warisan leluhur yang dijaga,” kata Nawal.
Harapan di Balik Kain
Siti mengaku, pendampingan dari Dekranasda dan berbagai pihak membuat dirinya lebih percaya diri untuk terus berkarya. “Dulu kami hanya produksi untuk dijual di pasar lokal. Sekarang, dengan ikut pameran seperti ini, saya merasa batik kami punya peluang lebih besar,” ungkapnya.
Baca juga : NDX AKA Gebrak Ribuan Penonton di Peringatan HUT Jateng ke-80
Pameran UMKM di Hari Jadi ke-80 Jawa Tengah pun terasa lebih dari sekadar pesta ulang tahun provinsi. Ia menjadi panggung kecil tempat para pengrajin bercerita, menunjukkan bahwa karya mereka bukan hanya bernilai ekonomi, tapi juga merepresentasikan identitas budaya Jawa Tengah. (03)