28.3 C
Semarang
, 21 Agustus 2025
spot_img

Sekda Jateng: “Integritas Harus Dibangun dari Atasan, Bukan Bawahan!”

integritas menjadi tameng penting di tengah derasnya godaan korupsi di lingkungan pemerintahan.

SEMARANG, Jatengnews.id  – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan bahwa kekuatan utama dalam melawan korupsi terletak pada integritas yang dibangun dari pimpinan, bukan dari bawah.

Menurutnya, integritas menjadi tameng penting di tengah derasnya godaan korupsi di lingkungan pemerintahan.

Baca juga: Sekda Jateng Tegaskan Sekolah Anti Korupsi Wujud Bentuk Pemerintahan Transparan Akuntabel

“Integritas itu tanggung jawab pimpinan. Teori bisa diomongkan, sosialisasi bisa dilakukan. Tapi yang paling berat adalah saat kita dihadapkan pada peluang untuk korupsi,” ujar Sekda Jateng Sumarno dalam acara Sosialisasi Penguatan Integritas, Budaya Antikorupsi dan Gratifikasi di Wisma Perdamaian, Semarang, Kamis (21/8/2025).

Sumarno menegaskan, membangun budaya antikorupsi tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja. Ia menyebut perlunya dukungan semua elemen, termasuk komunitas dan masyarakat.

“Kita tidak bisa kerja sendiri. Butuh komunitas-komunitas seperti KOMPAK API yang aktif menyosialisasikan budaya antikorupsi hingga ke level desa, sekolah, dan penyedia swasta,” tegasnya.

Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Forum Perkumpulan Penyuluh Antikorupsi Nasional (PERPAKSINAS). Perwakilan KPK, Sugiarto, mengapresiasi Jawa Tengah yang meraih nilai tertinggi Survei Penilaian Integritas (SPI) 2024 untuk kategori provinsi besar, yaitu 79,5, melampaui indeks nasional sebesar 71,53.

“Integritas dinilai dari kepalanya. Ikan itu busuk dari kepala. Maka jika kita ingin perubahan, teladan itu harus dimulai dari pimpinan,” kata Sugiarto yang juga bertugas di Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK.

Baca juga: Sekda Jateng Apresiasi ChildFund International Dampingi Anak dan Keluarga di 6 Daerah di Jateng

Sementara itu, Ketua PERPAKSINAS Yudi Ismono mengungkapkan, organisasinya membina 6.000 penyuluh antikorupsi, dengan 600 di antaranya berasal dari Jawa Tengah.

“Kami ini orang-orang yang terpanggil untuk membersamai pemerintah dalam menyebarkan semangat antikorupsi dan gratifikasi,” ujarnya.

Kegiatan ini tidak hanya dihadiri ratusan penyuluh dari kabupaten/kota se-Jawa Tengah, tapi juga akan disiarkan langsung melalui RRI dan TVRI. Tujuannya, agar edukasi antikorupsi menjangkau seluruh lapisan masyarakat.(02)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN