26.6 C
Semarang
, 7 September 2025
spot_img

Festival Kota Lama 2025, Temukan Warisan Budaya dan Kuliner

Festival Kota Lama 2025 hadir dengan tema ‘Color of Unity’ yang meriah, menghidupkan kembali budaya dan kuliner Semarang.

SEMARANG, Jatengnews.id – Jalanan berbatu di kawasan Kota Lama Semarang sebentar lagi akan kembali dipenuhi denting musik, aroma kuliner nostalgia, dan cahaya lampu yang memantul di dinding bangunan tua.

Selama sembilan hari, mulai 6–14 September 2025, kawasan bersejarah ini akan hidup lebih meriah lewat Festival Kota Lama (FKL) 2025.

Mengusung tema “Color of Unity”, festival ini menjadi ruang perjumpaan budaya, seni, dan kuliner dari berbagai penjuru, sekaligus menghidupkan kembali memori Kota Lama sebagai warisan budaya dunia.

Baca juga : Cerita Pengalaman Menginap di Metro Park View Kota Lama Semarang

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, optimistis gelaran FKL 2025 akan terasa lebih semarak.

“Festival Kota Lama selalu jadi momen seru yang dinanti setiap tahun. Tahun ini acaranya makin lengkap dan meriah. Saya ajak warga Semarang maupun dari luar kota untuk datang dan merasakan vibes Kota Lama yang penuh pertunjukan,” ujarnya.

Festival ini akan resmi dibuka pada Senin, 8 September 2025 dengan Opening Ceremony di Laroka Theater. Panggung akan menampilkan pertunjukan orkestra megah, memadukan musik klasik modern dengan tata cahaya yang menonjolkan keindahan bangunan bersejarah.

Keesokan harinya, Kota Lama Orchestra di Gereja Blenduk siap memberikan pengalaman mendalam lewat musik klasik di bawah kubah megah arsitektur Eropa abad ke-18.

Rangkaian acara kian berwarna pada Rabu, 10 September 2025 dengan Jazz Kota Lama di Laroka Theater, menghadirkan musisi nasional seperti Soegiband serta grup jazz internasional Parradice dari Belanda.

Keesokan harinya, Kamis, 11 September 2025, giliran Fiesta Folklore Nusantara di Plataran Marba. Parade budaya ini menampilkan kesenian Korea, Jepang, Yogyakarta, Minang, Bugis, Kudus, hingga Reog Ponorogo.

Mulai 11 hingga 14 September, Gedung Oudetrap akan menjadi ruang apresiasi seni tekstil lewat dua pameran spesial: Pikat Wastra Nusantara yang menyuguhkan batik, kain tradisional, demo membatik, serta fashion show; serta Royal Hanbok Exhibition yang memperlihatkan keanggunan busana tradisional Korea Selatan.

Sejak awal festival, pengunjung dapat berwisata rasa di Pasar Sentiling Kuliner Nostalgia di Parkir Metro Point. Berlangsung 6–14 September 2025, pasar ini menyajikan kuliner legendaris dari Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Aceh, Makassar, hingga Pontianak. Dengan nuansa akulturasi empat entitas budaya Semarang—Belanda, China, Melayu, dan Khoja—Pasar Sentiling mengajak pengunjung bernostalgia sekaligus mendukung pelestarian kuliner tradisional.

Minggu, 14 September 2025, festival ditutup dengan suguhan unik Wayang on The Street di Jalan Letjen Suprapto. Lakon “Sang Pinilih” dikemas modern agar akrab dengan generasi muda, lengkap dengan parade cosplay, flashmob, serta lomba kostum berhadiah Piala Wali Kota Semarang.

Selama sembilan hari, titik-titik ikonik seperti Gedung Marba, Gereja Blenduk, Laroka Theater, hingga Metro Point akan dipenuhi panggung musik, seni rupa, komunitas, dan kuliner khas. Festival ini melibatkan seniman, pelajar, komunitas, serta mitra internasional dari Belanda, Korea, dan Taiwan.

Baca juga : Keberhasilan Revitalisasi Kota Lama Semarang Berkat Kolaborasi Pemerintah, Swasta dan Masyarakat

Dengan rangkaian yang semakin kaya, FKL 2025 bukan sekadar hiburan, melainkan wadah penggerak ekonomi kreatif, magnet wisatawan, dan penguat identitas Semarang sebagai kota budaya yang terbuka bagi dunia. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN