27.3 C
Semarang
, 11 September 2025
spot_img

Alissa Wahid Desak Presiden Bentuk Tim Investigasi Kematian Iko

Alissa Wahid desak investigasi kematian Iko Juliant. Simak detail kunjungannya ke keluarga dan dorongan kejelasan kasus.

SEMARANG, Jatengnews.id –  Anak Presiden RI keempat, Alissa Wahid, mendesak Presiden Prabowo Subianto segera membentuk tim investigasi independen untuk mengungkap kematian Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang menjadi salah satu korban jiwa dalam peristiwa yang disebut Prahara Agustus.

Alissa bersama sejumlah pemuka agama dan jaringan Gusdurian mengunjungi rumah keluarga Iko pada Rabu (10/9/2025). Dalam kunjungan itu, ia menyampaikan bela rasa sekaligus mendengarkan langsung kisah keluarga terkait peristiwa yang masih menyisakan tanda tanya.

Baca juga : Rektor Unnes Siap Bantu Ungkap Kejanggalan Kematian Iko Juliant

“Kami ingin memberikan penguatan kepada keluarga dan juga mendapatkan kisah langsung tentang apa yang dialami Iko. Tapi kematiannya dinilai janggal, sehingga perlu ada dorongan bagi aparat untuk memperjelas apa yang sebenarnya terjadi,” kata Alissa saat ditemui Jatengnews.id di Kota Semarang.

Menurutnya, penjelasan Polda yang menyebut kematian Iko akibat kecelakaan lalu lintas belum cukup meyakinkan. Polisi bahkan mengklaim memiliki rekaman CCTV, namun hingga kini belum dibuka ke publik.

“Kalau memang betul kecelakaan, buka saja CCTV-nya. Itu akan memberikan kejelasan, baik bagi keluarga maupun masyarakat. Closure ini sangat dibutuhkan, bukan hanya oleh keluarga, tetapi juga oleh kepolisian yang sedang berusaha mengembalikan kepercayaan publik,” tegasnya.

Alissa menambahkan, investigasi tidak bisa hanya dilakukan oleh aparat negara. Ia menilai perlu ada keterlibatan masyarakat sipil agar hasilnya bisa dipercaya publik.

“Tidak lucu kalau salah satu aktor yang dituding melakukan kekerasan eksesif, yaitu kepolisian, justru memimpin investigasi. Karena itu Presiden harus membentuk tim pencari fakta independen,” ujarnya.

Tentang sosok Iko, Alissa mengungkapkan kesaksian keluarga bahwa almarhum adalah anak yang baik, nasionalis, dan memiliki kecintaan pada keadilan.

“Iko ini mahasiswa hukum, sejak muda sudah aktif di paskibra, punya kecintaan tanah air, dan sense keadilan yang tinggi. Kehilangan ini bukan hanya bagi keluarga, tapi juga bagi Indonesia. Jangan sampai kematiannya sia-sia,” ucapnya.

Alissa menekankan, kasus Iko hanyalah satu bagian dari persoalan sistemik yang lebih besar. Berdasarkan catatan Badan Hukum Indonesia (BHI), selama Prahara Agustus sedikitnya 10 orang meninggal dunia, 5.800 orang ditahan, 580 dijadikan tersangka, dan lebih dari 1.100 mengalami luka-luka, termasuk tiga orang di Yogyakarta yang harus diamputasi.

“Ini kekerasan eksesif yang harus dihentikan. Saya menuntut Presiden segera mengambil langkah membentuk tim investigasi independen, karena itu satu-satunya jalan untuk menyelesaikan prahara Agustus,” tegas Alissa.

Baca juga : Polda Jateng Tegaskan Kasus Iko Juliant Junior Murni Kecelakaan

Lebih jauh, Alissa menyinggung potensi tokoh-tokoh independen yang bisa dilibatkan, termasuk mantan Jaksa Agung dan Ketua Komnas HAM, Marzuki Darusman, yang berpengalaman memimpin tim pencari fakta di tingkat internasional. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN