BREBES, Jatengnews.id – Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK UNDIP) melalui Program Studi PPDS Obstetri dan Ginekologi menggelar Pelatihan Kegawatdaruratan Obstetri di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Kegiatan ini menjadi upaya konkret UNDIP dalam mendukung pencapaian SDGs 3: Good Health and Well-Being, khususnya dalam menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Pelatihan melibatkan tenaga kesehatan dari berbagai Puskesmas PONED dan rumah sakit di Brebes. Materi utama berfokus pada peningkatan kapasitas individu dalam menangani kondisi gawat darurat obstetri, mulai dari deteksi dini, diagnosis cepat, penanganan tepat, hingga sistem rujukan terintegrasi.
Baca juga: UNDIP Luncurkan Program Desa Mandiri Air dan Energi di Blora
Kegiatan ini menghadirkan Prof. Charles Anawo Ameh, Ph.D., Head of International Public Health Department Liverpool School of Medicine, UK, sekaligus Co-Director WHO Collaboration Center for Research and Training in Maternal and Newborn Health. Ia turut menjadi asesor sekaligus memberikan on-the-job training di RSUD Brebes.
Prof. Charles menekankan pentingnya kesiapan tenaga kesehatan menghadapi kondisi darurat.
“Jika merujuk SDGs Target 3.1 dan 3.2, AKI global harus di bawah 70 per 100.000 kelahiran dan AKB di bawah 1,2% pada bayi usia kurang dari 28 hari. Untuk mencapainya, dibutuhkan peningkatan pengetahuan, keterampilan, sistem transportasi, obat, serta komunikasi lintas tim,” jelasnya.
Dr. dr. Ratnasari DC, M.Si., Med., Sp.O.G. Subsp. Obginsos, Ketua Prodi Obsgyn FK UNDIP sekaligus Ketua Pelaksana, menyebut Brebes menjadi fokus pelatihan karena angka kematian ibu dan bayi di daerah ini masih tinggi.
“Dengan pelatihan, tenaga kesehatan bisa bekerja sama mengidentifikasi risiko, melakukan penanganan cepat, hingga rujukan komprehensif. Tahun ini, angka sudah turun hampir 50% berkat upaya bersama,” terangnya.
Peserta pelatihan terdiri dari dokter umum, bidan, hingga sopir ambulans yang tergabung dalam layanan PONED dan PMP. Mereka melaksanakan simulasi emergency drill di Puskesmas Brebes dan Puskesmas Siwuluh, sebelum merujuk pasien ke IGD RSUD Brebes.
Prof. Charles juga menyoroti faktor budaya dalam kasus kematian ibu dan bayi.
Baca juga: Pemkot Semarang dan Undip Jalin Kerjasama Tingkatkan Kualitas Dokter
“Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran. Ibu hamil harus rutin memeriksa kandungan, mempelajari neonatal care, serta mendapat dukungan penuh keluarga. Selain pelatihan, tenaga medis juga butuh fasilitas dan obat memadai. Ini peran semua pihak, termasuk pemerintah,” pungkasnya.
Komitmen UNDIP Bermanfaat
Pelatihan ini menjadi bagian dari visi “UNDIP Bermanfaat” bagi masyarakat luas. Melalui kerja sama akademisi, tenaga kesehatan, dan pemerintah daerah, diharapkan angka kematian ibu dan bayi di Brebes terus menurun, sehingga kualitas hidup meningkat menuju generasi Indonesia Emas 2045. (01).