27.3 C
Semarang
, 20 September 2025
spot_img

Bedah Buku Kasultanan Demak Bintara, Dinperpusar Ajak Masyarakat Belajar dari Sejarah

Pelajari sejarah Kesultanan Demak melalui Bedah Buku. Acara ini mengungkap peran penting Demak dalam sejarah Indonesia.

DEMAK, Jatengnews.id – Pemerintah Kabupaten Demak melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinperpusar) menggelar kegiatan Bedah Buku “Kesultanan Demak Bintara Poros Maritim Nusantara Abad XV–XVI”, di Ballroom Gedung C Lantai 1 Sekretariat Daerah Demak.

Acara ini menghadirkan penulis sekaligus narasumber, Ali Romdhoni, Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Baca juga : Catatan Waktu Maleo, Perjalanan Hidup Penuh Makna dan Inspirasi dari Noni Sulistyaningtias

Kepala Dinperpusar Demak, Agung Hidayanto, menegaskan bahwa Kesultanan Demak Bintara memiliki peran besar dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, khususnya pada abad XV–XVI.

“Dari Demak lahirlah spirit kebangsaan, persatuan, serta kedaulatan maritim yang kelak menjadi fondasi berdirinya bangsa ini,” ujarnya, Jumat (19/9/2025).

Menurut Agung, buku tersebut tidak hanya mengisahkan sejarah Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, tetapi juga menempatkannya sebagai poros penting dalam jaringan perdagangan dan jalur maritim internasional.

“Hal ini membuktikan bahwa leluhur kita telah memiliki visi besar dalam mengelola laut, membangun armada, serta menghubungkan Nusantara dengan dunia luar,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya literasi sejarah lokal agar masyarakat lebih mencintai dan mengkaji nilai-nilai kearifan lokal sebagai modal sosial menghadapi tantangan global.

“Kesadaran akan sejarah ini penting sebagai cermin masa lalu dan inspirasi masa depan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Agung menyampaikan bahwa Dinperpusar berkomitmen menjadikan literasi sejarah sebagai bagian penting dalam penguatan budaya.

Baca juga : Bedah Buku Bank Indonesia Jateng, Menyimak Warisan Moral Diponegoro

“Perpustakaan bukan hanya tempat menyimpan buku, melainkan juga pusat belajar sepanjang hayat, ruang bertukar gagasan, dan sarana membangun identitas kebangsaan,” pungkasnya. (03)

Berita Terkait

BERITA TERBARU

- Advertisement -spot_img

BERITA PILIHAN